"Hei, Minda! Barusan Heru nelepon aku. Kamu tahu nggak dia mau ngomongin apa?" tanyaku begitu masuk ke kantor Minda sore itu, tepat banget jam kerja sudah hampir berakhir."Hah? Aku nggak tahu tuh, Cit. Aku juga baru tahu dia hubungi kamu. Bentar ya, aku kabari dia kamu sudah datang," jawab Minda sambil bangkit dan jalan pergi ke ruangan Heru. Nggak lama, dia balik lagi dan kasih isyarat buat aku masuk."Citra!" seru Heru sambil nyengir lebar. "Pertama-tama, aku cuma mau bilang, aku seneng banget akhirnya kamu dan temanku bisa balikan juga.""Terima kasih, Heru. Semoga aja temanmu itu nggak bikin masalah lagi ya," balasku dengan senyum geli."Kalau dia macam-macam, kamu tinggal bilang padaku. Aku siap bantu tendang pantatnya!" kata Heru sok serius, tapi malah bikin aku ketawa."Iya, iya, kayak waktu itu, kan? Kamu malah ikutin kami, terus laporin ke dia," sela Minda sambil nyengir jail."Eh, Minda, dia tuh temanku. Aku nggak bisa terlalu galak juga," jawab Heru dengan nada remaja yang
Baca selengkapnya