All Chapters of Penderita Kanker Jadi Manusia Super: Chapter 161 - Chapter 170

Kata-kata itu membuat Melissa sesak napas. Selain menceritakan detail mengerikan tentang pekerjaannya, Jack selalu jujur ​​padanya, menceritakan semua yang dia bisa tanpa melanggar protokol keamanan. Pernyataannya bahwa dia dan anak-anak mungkin dalam bahaya membuat bulu kuduknya berdiri.Jack menceritakan semuanya. Saat dia selesai menceritakan kejadian-kejadian tak terduga beberapa hari terakhir, Melissa terguncang hebat."Aku dengar di berita tentang pengejaran mobil dan penembakan di Torrance," katanya terengah-engah. "Kukira itu cuma urusan geng. Aku tidak menyangka kamu terlibat.""Oh, kami memang terlibat," kata Jack. "Itulah kenapa penting banget buat kau dan anak-anak untuk tetap di tempat. Aku harus tahu kau aman. Masih jangan ada panggilan telepon. Jangan ada kontak sama teman-teman. Mengerti?""Uh-huh," kata Melissa ragu-ragu, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. "T—tapi... bagaimana denganmu?""Kami akan hentikan mereka,

South Central Los Angeles, California"Ini gila," kata Eric dari kursi di belakang Khaled dan Zoya. "Kita—""Hei!" kata Khaled, memotongnya. Ia menatapnya dan menunjuk ke bagian belakang minivan berpenumpang sepuluh orang itu. Serafina, Josh, dan Max ada di sana, tak menyadari bahaya apa pun, wajah mereka menempel di jendela. Cooper tampak ikut terkagum-kagum melihat pemandangan yang berlalu.Zoya meringkuk lebih dekat ke Khaled, menyandarkan kepalanya di bahu Khaled dan merangkul lengannya. Beberapa hari terakhir ini benar-benar menguras emosinya. Dia butuh tempat tidur empuk dan sekitar dua belas jam tidur tanpa gangguan. Tapi, siapa yang tidak butuh?Eric mencondongkan tubuh ke depan dan merendahkan suaranya."Maaf. Tapi, astaga, kita tidak akan bertahan lima menit di lingkungan ini!"Duduk di sebelahnya, Kalinda berbisik,"Ayahku selalu bilang kalau aku punya masalah mobil di Harbor Freeway selatan LA, aku harus menepi dan menelepon 911. Aku sama sekali tidak boleh keluar ke area

“Setelah beberapa minggu, aku berhenti tidur sama sekali. Otakku tidak cukup melambat untuk membiarkanku tertidur. Satu-satunya hal yang tampaknya mengalihkan perhatianku adalah berlari sekuat tenaga di pantai. Aku melakukannya larut malam agar tidak ada yang memperhatikan, karena dengan mini di sakuku, bahkan kuda pacu pun akan kesulitan mengikutinya.”Berita itu membuat Zoya khawatir. “Itu tidak wajar.”“Saat itu, sebagian kecil diriku curiga. Tapi itu seperti narkoba. Semakin banyak yang kudapatkan, semakin aku menginginkannya. Tidak ada yang bisa menghentikanku.”“Tapi ada sesuatu yang berhasil. Kamu kembali kepada kami.”"Ya, itu karena apa pun yang naik pasti turun. Suatu hari aku tiba-tiba...jatuh."Zoya menahan napas."Pikiranku kosong," kata Khaled. "Seperti hard drive yang rusak. Waktu itu pukul tiga pagi. Sedetik aku berlari kencang, lalu … tidak ada apa-apa. Dua hari kemudian aku terbangun di tempat tidur di rumah sakit Little Company of Mary. Mereka mendaftarkanku sebagai

"Aku akan mencabik-cabiknya dan menghajarnya sampai mampus dengan anggota tubuhnya sendiri," kata Jack sambil mengertakkan gigi.Zoya meletakkan tangannya di bahu Jack."Kamu akan membawa mereka pulang dengan selamat," katanya lembut. "Persis seperti ketika kamu menyelamatkanku dari gua di Afghanistan itu.""Benar sekali, mate," kata Walker. "Mereka pasti tidak jauh. Kita tahu mereka masih bersama Dominic dan dia pasti bersembunyi di markasnya di daerah sini.""Di suatu tempat di LA," tambah Khaled. "Supaya dia bisa mengawasi misi mereka secara pribadi.""Ya, tapi di mana?" tanya Eric. "Itu pertanyaan yang sangat penting.""Kalian semua tidak melupakan sesuatu?" tanya Kalinda. "Bagaimana dengan fakta bahwa bajingan itu tahu persis di mana kita berada? Dia menelepon kita lewat telepon rumah, astaga. Bagaimana mungkin?""Pelacak," kata Eric. "Itu satu-satunya cara. Dan karena kita sudah membuang semua ponsel kita, pasti pelacak itu ditanam di tempat lain—jam tangan, perhiasan, pakaian.

Sementara pikirannya berpacu memikirkan segudang pilihan taktis yang tersedia, Khaled mempertimbangkan kemungkinan berkumpulnya orang-orang di ruang perang Papa. Tim penyerang yang mereka bentuk dengan tergesa-gesa terdiri dari para gangster, kontraktor militer, pasukan khusus LAPD, dan bahkan seorang ahli pembongkaran dan senjata khusus dari Australia. Selain itu, mereka memiliki tim pendukung yang terdiri dari seorang aktris, seorang pakar siber, seorang asisten pengajar, dan seorang psikolog anak yang empatik yang sedang mengandung anaknya.Dalam situasi yang berbeda, siapa pun dari mereka dapat dengan mudah berada di pihak yang berseberangan dalam kekerasan. Namun hari ini mereka bersekutu melawan musuh bersama—musuh yang tidak hanya menyandera sebagian keluarga mereka sendiri, tetapi juga mengancam tatanan masyarakat Amerika.Musuh dari musuhku adalah temanku, pikir Khaled, mengenang pepatah Arab kuno.Apakah itu solusi untuk menyatukan manusia sebagai spesies? Apakah itu kebenar