Setelah peringatan dari Komandan Gerbang, Rajendra sadar, setiap langkah harus dipikirkan matang-matang.Sepanjang perjalanan, Tama tidak membiarkan satu detail pun luput dari matanya. Mata si pemanah itu bergerak cepat, merekam setiap gang sempit, setiap plang toko yang mencolok, dan setiap sudut bangunan.“Yang Mulia, aku memperhatikan sekitar. Di sebelah kiri kita ada Pasar Sutra Merah, dan di depan ada Menara Lonceng yang menjulang tinggi,” bisik Tama, nadanya serius. “Kita harus menghapal pola kota ini. Mungkin kita akan membutuhkannya saat melarikan diri.”Rajendra mengangguk, sorot matanya tajam. “Lanjutkan, Tama. Ingatlah setiap sudut yang bisa menjadi tempat persembunyian.”Rombongan itu bergerak maju, melewati kerumunan penduduk dan pedagang. Tiba-tiba, dari samping gang sempit, sesosok bayangan melesat dengan kecepatan tinggi dan menabrak gerobak paling belakang rombongan Rajendra.DUG!Sosok itu adalah seorang remaja pria, bertubuh kurus dan berpakaian putih kusam, yang l
Last Updated : 2025-09-27 Read more