Aku sedikit menoleh untuk melihat wajah Ardi.Wajah pria itu ada di sampingku. Bulu mata yang lebat terbentang di wajahnya dengan tenang, batang hidungnya lurus, sementara sudut bibir tipisnya sedikit terangkat, seolah sedang tersenyum.Begitu aku melihat bibirnya, aku langsung teringat kejadian tadi malam. Seketika, hatiku bergetar, sementara daun telingaku terasa panas.Rasa malu membuatku menoleh tanpa sadar. Seolah dengan tidak menatap wajahnya, aku tidak perlu mengingat kembali kejadian tadi malam.Namun, baru saja kepalaku berpaling, sebuah tangan sudah mendorongnya ke belakang dengan lembut.Aku tertegun sejenak, lalu baru menyadari bahwa Ardi sudah membuka matanya. "Selamat pagi, Sayang.""Selamat pagi." Aku agak panik, tetapi tetap menenangkan diri, lalu menjawab dengan kaku.Aku berpikir kalau aku bersikap lebih alami sedikit, aku bisa melupakan kejadian tadi malam.Mata Ardi sedikit menyipit. Dia tersenyum dengan malas dan menggoda. Mungkin karena baru bangun tidur, suaranya
Baca selengkapnya