"Untuk menyelamatkan mereka," Badas Wikatra berkata, suaranya penuh kemenangan, "Kau harus mengorbankan segalanya, Suro Joyo. Bahkan dirimu sendiri."Tiba-tiba, para prajurit itu mulai bergerak. Mereka ternyata bukan pasukan yang diam. Mereka mayat hidup, mata mereka merah menyala, kulit mereka compang-camping. Mereka menerjang ke arah Suro Joyo menggunakan tangan-tangan untuk mencengkeram.Suro Joyo berteriak, mengayunkan tinju, dan menendang. Setiap sentuhan dari mereka terasa dingin, menjijikkan, menyerap tenaganya. Ia terdesak mundur, semakin terperangkap di antara kerumunan mayat hidup itu. Suara-suara mereka terdengar seperti rintihan."Ini pilihanmu, Raden," Brajawala muncul lagi, entah dari mana, berdiri di atas menara istana yang retak, memandangnya dari atas. "Apakah kau akan bertarung melawan bayanganmu sendiri? Melawan penyesalanmu? Atau akankah kau membiarkan khayalan ini merenggutmu seutuhnya?"Suro Joyo terhuyung, salah satu mayat hidup berhasil mencengkeram lengannya
Last Updated : 2025-10-13 Read more