Semua Bab Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian: Bab 41 - Bab 50

Seorang perawat pria membuka pintu klinik ketika Angga mengetuk pintu masuknya lantaran tempat itu sudah diberi label ‘tutup’ dari dalam. Begitu melihat sosok Angga, pria itu tersenyum simpul. “Halo, hendak bertemu dengan Bu Nana?” tanyanya ramah.Sambil menggaruk bagian kepalanya yang tidak gatal, Angga mengangguk. “Ya, Bu Nana memintaku datang,” katanya.Setelah Angga terjun ke dalam bisnis pemuas nafsu wanita. Nana adalah salah satu pelanggannya yang paling sering menggunakannya. Nyaris setara dengan Agna dan Tia. Angga sudah tidak lagi terkejut melihat seberapa sering banyaknya uang masuk dari wanita itu untuk menyewanya meskipun ditengah gempuran pekerjaannya. Barangkali pertemuannya dengan Angga sudah terbilang bagian dari hiburan di sela kesibukan? Entahlah Angga tidak mau berasumsi.Si perawat yang sudah tahu hubungan macam apa yang terjalin antara dirinya dan sang dokter wanita hanya tertawa riang. Pria itu kemudian menuntun Angga masuk ke dalam. “Kau pasti sangat hebat, samp

Namun Angga tahu bahwa seks dengan Nana adalah yang terbaik ketika dia bisa membawanya keluar batas dan membuat wanita itu tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Sambil mengikat dasi di leher wanita itu, Angga justru malah meraih payudaranya. Membelainya dengan cara yang lembut, memanjakannya dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dia kehendaki tetapi masih bisa wanita itu nikmati. “Kau benar-benar murid yang mesum, Nana. Berani memintaku padahal kau sedang dihukum.”Buku-buku jari Nana memutih ketika Angga terus membelainya tiada hendi. Tubuhnya mulai dipenuhi dengan keringat dari balik seragam yang dia kenakan, setiap detik dan menit yang mereka lewati bersama terasa semakin panas. Angga menjepit puncak payudaranya dengan mudah dari balik branya tanpa keinginan untuk melepaskannya, cara pria itu mematik gairahnya membuat Nana dibuat melayang. Terlebih ketika si pemuda menggigit telinganya.Angga membenamkan wajahnya di rambut Nana dan menyelipkan penisnya diantara paha Nana y

Simfoni cabul yang tercipta dari erangan Bunga. Berikut pula dengan desisan yang sama mesumnya dari jari-jari si gadis yang menusuk dirinya yang basah di bawah sana. Mengirimkan gelombang nafsu yang mengalir dengan cepat ke pembuluh darah Angga. Dia yang duduk di sisi ranjang mulai terangsang atas apa yang gadis itu tampilkan. Angga perlu bersusah payah melawan keinginannya untuk tidak menerjang Bunga di depan sana. Tetapi di saat yang bersamaan dia tidak bisa menyangkal bahwa gadis itu jadi jauh lebih seksi dari pada yang dia ingat di sesi pertama mereka dulu.Karena tekanannya semakin kuat, Angga merasa bahwa dia tidak bisa hanya duduk disana. Karena itu tangannya mulai bergerak turun untuk melingkari ereksinya sendiri yang sudah menegang. Membelainya secara perlahan dan menggoda sambil memperhatikan Bunga yang masih beraksi. Dia menyeringai ketika mendapati wajah Bunga yang memerah gara-gara aksi impulsifnya sendiri.Suara napas pria itu mulai terdengar memburu, kebutuhan untuk dis

Yuri cukup kewalahan dengan beberapa berkas yang harus dia berikan kepada atasannya. Dia melewati beberapa wanita yang merupakan rekan kerjanya pula. Mereka sedang bercengkrama karena memang pada saat itu sudah jam makan siang. Hanya Yuri yang cukup rajin untuk tetap bekerja meski semua rekan kerjanya berhenti sesaat untuk mengisi perut dan mengobrol sambil mengisi tenaga.Ketika dia melewati kumpulan para wanita tersebut, memang ada beberapa yang mencoba untuk menyapanya. Tetapi karena ingin cepat menyelesaikan pekerjaan pada akhirnya Yuri bersikap lebih dingin kepada mereka. Dia mengabaikan semuanya sampai salah satu dari mereka pada akhirnya mengambil alih berkas yang sedang dia bawa untuk menghentikannya.“Hai Yuri!”Wanita itu pada akhirnya berhenti untuk sekadar memberikan tatapan masam pada salah satu rekan kerjanya yang memang sedikit punya personality yang bersebrangan dengan dirinya. “Apa? tidak lihat kalau aku saat ini sedang sibuk? Aku tidak punya waktu untuk mengobrol.”“

Yuri mau tidak mau kembali tersipu atas betapa sopannya si pemuda memperlakukan dia. Dari apa yang dikatakan rekan kerjanya soal Angga, Yuri pikir dia akan memperlakukannya seperti mainan seks atau hal-hal seperti itu. Juga dari apa yang dia sempat lihat, pria ini meniduri putrinya secara brutal sampai kaki kasur Bunga patah. Makanya dia berasumsi bahwa dirinya pun akan diperlakukan kurang lebih sama.Tapi dengan ini seluruh hal itu memudar begitu saja. Tidak ada binatang buas yang merobek pakaiannya secara paksa, atau menidurinya dengan kasar. Hanya ada dia dan si pemuda yang meminta izin terlebih dahulu sebelum menyentuhnya lebih jauh.“Ya,” sahutan dari Yuri terdengar. Wanita itu berada dalam posisi duduk saat Angga melepas branya. Dia sedikit takut mendapatkan judge atas buah dadanya yang kuncupnya ada di dalam. Namun alih-alih mendapatkan komentar Angga justru menarik dia untuk mendekat hingga kini tiba-tiba saja dia sudah berada di pangkuan lelaki itu.“Nghh…” Yuri mengerang ket