All Chapters of Pembalasan Menantu Terkuat: Chapter 151 - Chapter 160

Pesan yang Bara kirim ke Salma masih centang dua abu-abu, artinya belum dibaca. Bara gelisah, apa yang terjadi dirumah, kemana Salma hingga tidak membaca pesannya.Tak lama kemudian ponsel Bara menerima sebuah pesan dari Salma yang membuat Bara bernafas lega."Barusan pulang Mas, dijemput kak Gina sambil marah-marah ke kak Vina."Bara tersenyum, berarti Hardi memimta istrinya untuk menjemput kakaknya tersebut."Baiklah, anak-anak sudah pulang?" tanya Bara lagi."Belum, Mas."Pikiran Bara kacau, merasa bersalah dengan Salma. Sejak pertemuan dengan Ainel kemarin, kepalanya dipenuhi dengan bayang-bayang Ainel walaupun ada Salma yang tidur satu ranjang dengannya."Apa yang sedang Tuhan rencanakan buat gua," bathin Bara.Kebetulan yang menyakitkan buat semuanya, Bara menunggu Ainel kembali selama lima tahun tidak membuahkan hasil, hingga menyerah dengan keadaan. Berjumpa Salma, mereka menikah. Bahkan dihari ketiga setelah menikah kembali berjumpa dengan Ainel.Begitu lucunya kehidupan memp

Bara membuka pintu kamar pelan, dan mendapati Salma dan Tama sedang membaca buku cerita."Ada apa?" tanya Bara sambil memandang Tama dan Salma bergantian."Gapapa Mas, hanya tadi Ainel menemui Tama di sekolah," ujar Salma."Ainel?" tanya Bara heran, karena tadi saat dirumahnya Ainel sedikitpun tidak cerita kalau dia menemui Tama di sekolah."Iya, mamanya memberikan dia mainan mobilan remote control," ujar Salma sambil mengedipkan matanya kepada Bara, seolah memberitahu nanti dia akan menceritakan semuanya. Nunggu Tama keluar.Bara paham kemudian hanya mengangguk.Dua jam sebelumnya Bara dirumah Ainel, sedikitpun Ainel tidak bercerita tentang bertemu Tama, Ainel hanya bercerita bagaimana perjuangannya di negeri orang bekerja sambil kuliah, hingga membuat dia bangkit dan menjadi seperti saat ini."Ini tahun-tahun yang mulai gua sedikit lebih tenang, Bar. Omset mulai naik. Toko mulai stabil," ujar Ainel."Kenapa lo tidak langsung menemui gua dan Tama?" tanya Bara."Gua sedang memantaskan

"Lily?" tanya Bara mengernyit saat tahu wanita yang dimaksud menghilang bersama Gio.Saat ini management dan head of department termasuk semua president director setiap perusahaan dibawah Albara Kaizer Group sedang melakukan meeting yang diadakan sejak pagi, untuk mencari solusi menyelamatkan AK Anggrek yang kacau karena ulah Gio."Iya pak, Gio dan Lily sudah mulai dekat sejak dua bulan lalu. Tapi saya tak menyangka kalau Lily memang sengaja mendekati Gio untuk menghancurkan Gio," ujar Hendra yang juga merupakan sahabat dekat Gio."Lily itu memang licin dan ahlinya dalam hal menyusup," gumam Bara."Bapak kenal Lily?" tanya Ari bingung."Lily itu dulunya adalah sekretaris Hario, gak tahu kalau sekarang?" jawab Bara."Berarti ada dalang di belakang Lily?" tanya yang lainnya."Sepertinya begitu," jawab Bara menghela nafas kasar.Suasana ruang meeting begitu serius, setiap orang mengemukakan pendapatnya, akhirnya diutus salah satu Manager di perusahaan tersebut yang diberi tugas dan tangg

"Kok kamu tidak kenal saya, Fer," ujar pria tersebut terkekeh."Maksud saya bapak siapanya Bara, kenapa melakukan ini untuk Bara? Gitu pak maksud saya," ujar Ferdi sambil menghirup kopi yang disajikan dan mulai dingin."Sudahlah Fer, kamu tidak perlu tahu siapa saya. Lakukan yang terbaik, dan bayarannya akan terbaik juga. Paham, kan?" tanya nya."Paham pak. Berapa lama waktu yang bapak butuhkan?" tanya Ferdi."Secepatnya, paling lambat satu bulan harus sudah tahu siapa dalangnya," jawabnya."Kalau sudah tahu?" tanya Ferdi."Kita pikirkan langkah selanjutnya," kekeh pria tersebut.Kemudian Ferdi pamit, untuk mulai melaksanakan tugasnya. Ferdi memang ahlinya dalam hal seperti itu, namun sekarang jika tugas yang diberikan untuk kejahatan pasti dia akan menolak. Menurutnya saat ini sudah waktunya untuk memperbaiki kualitas hidupnya di jalan kebaikan.Saat ini…Polisi sudah menemukan dugaan titik lokasi persembunyian Gio dan Lily, itu info yang didapatkan Bara pagi ini saat dia mengecek no

Mata Bara membulat, membaca pesan yang dikirimkan Ari dua jam yang lalu."Temuan baru?" gumam Bara sambil membuka lampiran email yang disertakan oleh Ari.Dengan perasaan yang tak menentu Bara membuka lampiran tersebut dan mata Bara mendelik, ternyata selain Gio ada juga manajer keuangan yang terlibat yang saat itu pura-pura simpatik dengan perusahaan, rupanya hanya ingin mengetahui strategi yang akan diambil oleh AK Group."Kurang ajar!" geram Bara sambil mengepalkan tangannya.Dan juga isi dari email tersebut di curigai seorang pengusaha yang menjadi dalang dibalik semuanya, karena ada dana yang di transferkan ke rekening sang pengusaha. Entah mereka lupa atau bagaimana hingga bertransaksi tidak hati-hati. Atau begitulah ungkapan yang tepat jika menyimpan bangkai pasti akan tercium.Begitupun dengan Gio, pak Frederik sebagai Manager Keuangan dan Hernadi Sriwijaya, atau yang dikenal dengan pemilik PT. Sriwijaya Group.Bara heran mengapa pak Hernadi melakukan hal ini, padahal selama i