Semua Bab Mendapatkan Cinta Sang Taipan: Bab 81 - Bab 90

Beberapa hari berlalu dengan cepat. Rachel menghabiskan sebagian besar waktunya di Akademi Kedokteran.Stella dan Randy sudah keluar dari rumah sakit, masing-masing beristirahat di rumah. Karena itu, Rachel juga punya lebih banyak waktu untuk mencurahkan seluruh tenaganya dalam tahap akhir proyek obat barunya.Menjelang malam, di depan gerbang Akademi Kedokteran, Camila mengantar Rachel keluar kampus.Bagaimanapun, mereka baru saja menyelesaikan sebuah proyek besar. Raut wajah Camila dipenuhi dengan senyum bahagia. "Setelah ini, kita cuma perlu menentukan tanggal yang cocok, lalu secara resmi mengadakan konferensi peluncuran obat baru! Akhirnya, pekerjaan ini pun selesai juga!"Rachel mengangguk setuju. "Ya, Bu Camila, Anda sudah bekerja sangat keras."Camila menjawab, "Kamu yang paling banyak bekerja, Rachel. Tapi, kamu tahu apa yang paling membuat aku merasa tenang? Suatu hari nanti kalau aku pensiun, akan ada penerusnya. Akademi Kedokteran kita masih punya harapan!"Ekspresi Rachel

Rachel mengerutkan dahinya, tetapi langkah kakinya tidak berhenti.Gavin tidak menyerah dan berkata, "Aku memang salah. Dulu, aku nggak tahu seberapa besar dampak yang kamu berikan padaku. Sekarang, aku baru sadar. Dulu, keuntungan cabang perusahaan sebagian besar karena keputusanmu yang tepat! Sekarang, Caden memberiku masa percobaan selama tiga bulan, tapi keuntungan cabang justru terus menurun. Aku benar-benar nggak punya jalan keluar. Demi bisa bertahan di Keluarga Finston, demi membuat ayahku bisa menghargai aku, aku sampai harus meminjam uang dari lintah darat."Rachel mengejeknya. Dia berujar, "Kalau kamu benaran cuma meminjam dari lintah darat, kamu nggak akan dipukuli separah ini."Dia bukan hanya meminjam untuk menutupi kerugian perusahaan, tetapi juga tidak mau membayar kembali. Sebejat itu, pantas saja dipukuli sampai hampir mati.Gavin menatap punggung Rachel yang terus melangkah pergi, hatinya masih belum rela.Gavin kembali mengejarnya. "Demi bisa bertahan hidup, bolehka

Seolah-olah menyadari tatapan Rachel, Caden sedikit terbatuk lalu bertanya dengan suara rendah, "Kamu ... mencariku ada urusan apa?"Kalimat itu membuat Rachel segera tersadar. Dia langsung memperbaiki ekspresi wajahnya dan mengalihkan pandangannya.Rachel menyusun kata-kata di kepalanya, jemarinya mengepal erat, dan akhirnya perlahan membuka suara, kata demi kata."Kamu pernah bilang akan mengabulkan tiga permintaanku. Itu masih berlaku, 'kan?"Caden menjawab tanpa ragu sedikit pun. Dia berkata, "Tentu saja."Rachel menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada serius."Mungkin aku akan membuat permintaan pertama sekarang. Aku datang mencarimu sebenarnya karena masalah Gavin."Dahi Caden perlahan mengernyit. "Gavin?"Rachel mengangguk. "Ya. Bukannya kamu memberinya masa uji coba selama tiga bulan? Tapi, sepertinya selama tiga bulan itu dia nggak bisa membalikkan keadaan perusahaan. Jadi, aku ingin bertanya, apa kamu bisa memberinya kelonggaran? Perpanjang waktunya lagi?"Caden m

Rachel awalnya mengira pria itu akan berada di kediaman Keluarga Finston, sehingga Rachel bisa mencarinya dengan lebih alami.Rachel mencarinya bukan untuk hal lain, hanya merasa hatinya tidak tenang. Terlepas Caden mau atau tidak, obat ini harus dia serahkan langsung ke tangannya. Bagaimanapun juga, pria itu menderita insomnia, jadi obat ini akan memberikan efek yang cepat.Melihat Rachel tidak berbicara, Trey mencoba bertanya, "Apa kamu ingin mencarinya? Nona Rachel, Pak Caden biasanya tidur agak larut. Pada jam ini, kemungkinan dia masih menangani urusan pekerjaan."Rachel awalnya berniat mencarinya besok, tetapi dia tahu, jika tidak pergi malam ini, dia akan gelisah sepanjang malam.Rachel perlahan berbicara, "Aku akan mencarinya.""Baiklah Nona Rachel, kamu bisa langsung ke bagian resepsionis. Aku akan mengatur seseorang untuk mengantarmu ke kamar presidensial di lantai teratas," balas Rachel.Tiga puluh menit kemudian.Di depan pintu kamar VIP Hotel Marlon.Rachel memandang pintu

Ciuman sebelumnya benar-benar berbeda dengan yang sekarang.Waktu itu adalah ciuman kecemasan, penghiburan serta pelepasan darinya. Meskipun agresif, ciuman itu juga membawa pengendalian diri serta kelembutan.Kali ini benar-benar berbeda. Caden seakan lepas kendali. Tidak hanya menuntut dengan luar biasa kuat, bahkan erangan penuh hasratnya juga tidak dia sembunyikan sama sekali.Suara itu membuat Rachel merona, pikirannya kacau balau. Selain itu, ada sensasi di tubuhnya akibat tuntutan keras pria itu. Ada rasa kesemutan, rangsangan seperti aliran listrik, serta hawa panas ....Seluruh tubuh Rachel seperti terbakar, tetapi dia bisa merasakan bahwa tubuh Caden lebih panas!Panas ....Rasa panas ini juga terasa ....Rachel merasa ada yang tidak beres. Sambil menghadapi ciuman yang dalam, tuntutan mendesak Caden, serta tekanan liar di seluruh tubuh Rachel, dia berusaha keras mengulurkan satu tangan.Setelah berhasil mengulurkan tangannya, Rachel segera menyentuh dahi Caden.Sangat panas!