All Chapters of Istri Pengganti: Chapter 101 - Chapter 110

“Kenapa, Mamah seperti ini! Apa yang salah dengan Bastian mencintai Dita?” Tanya Bastian ia sangat kecewa kepada orang tuanya. Karena tidak merestui hubungannya dengan Dita.“Kamu tidak salah memilih wanita tapi wanita ini salah karena telah membawamu ke dalam jalan yang tidak benar. Mamah melakukan hal ini demi masa depanmu, dulu Mamah kehilangan Nadya berpikir kamu akan mati-matian mencarinya tapi dengan gampangnya kamu melupakan menantu Mamah. Sampai kapan pun Mamah tidak akan melupakan Nadya, untuk kamu Dita jangan harap kamu di terima dengan baik di keluargaku, kamu hanya sampah!” Serly mencaci maki Dita ia semakin emosional melihatnya pun tidak sudi.“Cukup! Kenapa Mamah mengungkit masa lalu Bastian, sekarang Bastian bahagia bersama wanita pilihan Bastian sendiri. Mamah tidak berhak mengatur hidupku terlebih Bastian sudah besar bisa menentukan masa depan sendiri.” Timpal balik Bastian ia langsung menarik pergelangan Dita dan merangkulnya membuat Dita tersenyum menyeringai ia men

Tiga hari telah berlalu di mana Bastian masih berada di Apartement milik sang kekasih, kesehariannya hanya duduk diam dan makan membuat Dita sangat kesal marah-marah.“Sayang, kalau begini terus kapan kamu mau belikan aku tas terbaru dari merk itu!” Ucapnya.Bastian yang tengah duduk bermain ponsel langsung menghentikan aktivitasnya, ia menaruh ponsel kemudian menatap ke arahnya dengan raut wajah penuh pertanyaan.“Sayang, apa kamu tidak berpikir bahwa aku sekarang pengangguran, semua kartu kreditku sudah Mamah blokir.” Jawabnya ia memberi pengertian.“Sampai kapan kamu seperti ini, hanya makan tidur makan tidur doang sementara aku memikirkan bagaimana caranya memberimu makan!” Timpal Dita ia memeluk dada menatap sinis ke arahnya.Walaupun sudah di nasehati oleh Arga supaya Dita lebih sabar lagi karena kesempatan emas menjadi kekasih Bastian cukup sulit. Akan tetapi Dita sangat muak dia sudah tidak sabar melihat Bastian menjadi pengangguran tidak ada uang yang masuk ke dalam nomor rek

Keesokan harinya.Hari ini Nadya sudah bersiap untuk menemui Andara di mana ia kini tengah menggendong buah hatinya. Baby Ghava semakin sehat dia terlihat lebih ceria mungkin lingkungan juga mempengaruhi, cuaca di perkampungan sangat dingin sehingga membuat Baby Ghava harus terus di kerubun selimbut tebal.“Semoga hari ini aku bisa menemui papah, kalau sampai pria itu mengetahui keberadaanku jangan harap aku memaafkannya.” Ucap Nadya.Kini Nadya tengah mengenakan celana levis dan kameja pink, di tambah tas bahu berwarna hitam. Nadya masih terlihat seperti gadis di karenakan poster tubuhnya tinggi dan langsing. Nadya mulai merawat diri setelah hamil dan melahirkan dia akan merawat tubuhnya lagi demi kesenangannya. “Baby Ghava sama Bi Darmi dulu yah.” Ucapnya lalu mengecup kening dan berlalu pergi.Ia akan menggunakan mobil miliknya di mana hari ini juga Nadya akan mencari tempat untuk mendirikan butik. Nadya sudah tidak sabar ingin segera membuka butik dan menyibukkan diri, setelah m

Di dalam perjalanan menuju butik.Bastian tengah fokus menyetir mobil, Serly yang tengah duduk di pinggir terus memperhatikan gerak-gerik sang putra. Serly merasa bersalah di mana dirinya selalu mengekang Bastian agar dia bisa hidup dengan Nadya. Akan tetapi takdir berkata lain sudah hampir 7 tahun setelah kepergian Nadya, Bastian benar-benar tidak pernah menemukan titik terang di mana wanita itu berada.“Sayang, mamah mau bicara sama kamu.” Ucap Serly. Ia bicara penuh ke hati-hatian membuat Bastian sedikit menoleh kemudian ia kembali fokus menyetir mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.“Bicara apa, Mah?” Tanya Bastian.“Maafkan Mamah, selama ini Mamah hanya memikirkan diri sendiri, Mamah egois memaksamu untuk menemukan Nadya. Sekarang Mamah sadar kamu tidak akan bahagia kalau selama ini Mamah ikut campur dalam hubunganmu.” Ujarnya ia menarik napas panjang kemudian menundukan wajahnya.“Sekarang, kamu bisa mencari perempuan lain, mungkin Nadya tidak akan kembali lagi. Kamu carila

Malam telah tiba.Nadya tengah bersiap-siap untuk menghadiri acara ulang tahun seorang anak pejabat, kini dirinya telah bersiap pergi memakai gaun paling cantik dan seksi. Ia tersenyum ke arah cermin kemudian meraih tas kecil miliknya dan segera meninggalkan kamar.Tidak lupa sebelum pergi Nadya wajib melihat ke arah kamar Ghava, apakah putranya itu masih terbangun atau sudah tertidur.Kreet!Pintu terbuka suasana hening tidak ada kehidupan apapun di sana, sudut bibirnya tersenyum ke arah Ghava dan Susternya.“Rupanya dia sudah tertidur, baguslah kalau bagitu.”Nadya kembali menutup pintu kamar secara perlahan, tadinya ia ingin menghampirinya akan tetapi takut Ghava terbangun. Nadya pergi membawa hati yang tenang biasanya Ghava selalu ingin ikut ke acara pesta, mengingat ini acara malam jadi Nadya tidak berani membawa Ghava ke acara pesta.Singkat cerita, Nadya kini berada di dalam mobil miliknya, untung saja lokasi pesta tidak jauh dari rumah miliknya. Hanya membutuhkan 20 menit sam