Akhirnya Nadya di rawat di rumah sakit, tubuhnya lemas dia tidak sadarkan diri dan sering mengigau menyebut nama Ghava. Bastian mengerahkan untuk menyelidiki kasusnya karena telah melibatkan dirinya, ia heran kenapa mesti mencuri mobil pribadi miliknya. Dirinya curiga bahwa yang menculik kenal dekat dengannya akan tetapi siapa! Dia tidak tahu orang di balik musibah ini.“Ghava.” Nadya bergumam kembali.“Nyonya, bertahanlah semoga Ghava bisa kita temukan.” Ucap Suster mengusap pucuk kepala Nadya.Ia merasa prihatin atas musibah yang terjadi kepada keluarha Nadya, kehilangan putra satu-satunya membuat Nadya stres dan kehilangan.Serly datang dia merasa sangat sedih, dirinya berjanji kalau sampai dirinya menemukan dalang di balik penculikan Ghava. Sungguh dirinya tidak akan pernah memaafkannya karena dia telah menyeret nama baik Bastian.“Bagaimana keadaannya?” Tanya Serly kepada Suster.“Nyonya belum membuka mata, mungkin syok dan terpukul.” Jawabnya.“Saya yakin putraku tidak melakukan
Bastian menggelengkan kepala ia merasa tidak percaya Ghava di culik dan Polisi tidak menanggapi laporan yang Nadya buat. Ia mengepal erat tangannya kemudian memeluk Nadya yang sedari tadi bercerita sambil menangis. Kedua matanya sudah sembab karena Nadya merasa takut Ghava di lukai oleh para penjahat itu. “Apa kamu mencurigai seseorang?” Tanya Bastian menatap. Nadya menggelengkan kepala selama dirinya di sana ia merasa hidupnya selalu aman dan damai akan tetapi kenapa ada orang jahat. “Aku tidak tahu.” Lirihnya sambil menangis. Bastian menyuruh Nadya tetap duduk dan istirahat di kamar ruang tamu, ia langsung pergi ke suatu tempat untuk menghubungi anak buahnya. Bastian berharap Ghava tidak terluka sedikit pun karena baginya Ghava sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri. Nadya dalam lamunannya ia menyesal kenapa tidak tidur bersamanya, mungkin saja kalau dia tidur bersama putra kesayangannya semua ini tidak akan terjadi. Tapi walau bagaimana pun Ghava selalu ingin tid
“Apa yang terjadi dengan Ghava?” Tanya Nadya terlihat sangat panik. Suster hanya menangis saat Nadya mulai mengguncangkan tubuhnya, jantungnya berdetak lebih cepat, karena dirinya sangat panik dan ketakutan. “Ghava tidak ada di kamarnya Nyonya.” Duaar! Terasa di sambar petir siang bolong Nadya menggelengkan kepala ia, ia tidak percaya apa yang susternya katakan dari mulutnya. “Tidak mungkin! Mungkin Ghava ada di kamar mandi.” “Tidak, Nyonya, saya sudah cek ke sana kemari akan tetapi tidak ada Ghava di rumah ini.” Nadya langsung menuju ke kamar tidur putra kesayangannya dan benar saja ia tidak menemukan Ghava ada di sana. Ranjang tempat tidur itu kosong tidak ada putra kesayangannya yang sedang tertidur lelap di atas ranjang. “Anakku, Ghava kamu di mana! Mamih tahu kamu pasti main petak umpet. Cepat keluar sayang.” Nadya merintih memanggil Ghava ia menangis sejadi-jadinya membuatnya lemah tidak berdaya. Tubuhnya lunglai ke bawah lantai sambil terus memanggil Ghava.
Malam ini Bastian mendatangi rumah kediaman Nadya, ia ingin bertemu dengan Ghava sekalian mendekatkan diri padanya. Ia membawa hadiah besar yaitu mobil-mobilan berwarna biru tua bergambarkan spiderman.“Kenapa kamu repot-repot membawa hadiah untuk, Ghava?” Tanya Nadya.“Ini hanya sebagian kecil, saya harap Ghava menyukainya.” Sahut Bastian tersenyum seraya ia langsung memberikan hadiah kepada Ghava yang sedang asyik bermain bersama Suster.“Bilang apa?”“Makasih yah, Om!”“Iya, sama-sama.” Bastian mengusap pucuk kepalanya.“Kamu sudah makan?” Tanya Nadya.“Belum saya ke sini untuk minta makan sama kamu.” Bastian mencoba mencairkan suasana supaya tidak kaku dan dingin.“Kamu ini, kebetulan tadi si bibi membuat ayam goreng serundeng sama sayur bayam, sekalian saja kita makan malam bersama.” Serunya yang segera di angguki oleh Bastian.Akhirnya mereka makan malam bersama dengan menu kesukaan Bastian bahkan Ghava pun menyukai menu yang sama. Nadya tahu kesukaan mereka apa saja karena mema
Serly memutuskan untuk pulang di antar oleh Nadya dan Ghava, Bastian merasa mereka sudah lama tidak mengunjungi rumah Serly karena setiap hari orang tuanya ada di rumahnya. Betapa kagetnya mereka melihat rumah yang sangat berantakan dan kotor sekali bahkan orang yang menjaga rumah tersebut tidak ada satu pun di sana. “Apa yang terjadi.” Serly melangkah maju semua barang kesayangan termasuk photo keluarganya sudah hancur berantakan. “Bastian, cepat lakukan sesuatu.” Ucapnya. Nadya menggelengkan kepala ia langsung menyuruh Suster untuk menjaga Ghava dalam pangkuannya. Bastian terlihat menghubungi seseorang dia tahu apa yang harus ia lakukan untuk masalah ini. Terlihat wajah kesedihan pada raut wajah Serly di mana ia melihat photo milik Baskoro hancur dia langsung memungutnya. “Apa yang terjadi, apa jangan-jangan orang itu yang melakukannya.” Nadya menggelengkan kepala ia tidak mau berburuk sangka kepada orang yang belum tentu melakukannya. Tidak menunggu waktu lama Arga d
Tiga hari setelah kepergian Andara. Nadya duduk melamun sambil memeluk photo pernikahan kedua orang tuanya, ia tidak menyangka kehidupannya akan seperti ini. Di tinggal orang yang amat dia cintai, Andara pergi begitu cepat padahal Nadya berharap orang tuanya bisa segera sehat seperti dulu lagi. Bastian sudah cukup banyak menjelaskan bagaimana awal dirinya bisa kembali bertemu dengan Nadya. Dan Bastian juga tidak menyangka bahwa Ghava adalah anak yang pernah dia temui di Butik beberapa hari sebelum dirinya bertemu dengan Nadya. Hidup memang banyak kebetulan membuatnya merasa sangat terkejut, sekarang Bastian akan selalu ada untuk Nadya. Malam ini Serly memutuskan untuk bermalam di rumah milik Nadya, ia akan mencoba menghibur dan membantunya untuk menyiapkan keperluan Ghava. “Sayang, apa kamu yakin Nadya sudah menikah lagi? Lantas di mana suaminya?” Tanya Serly menatap penuh pada Bastian yang saat ini tengah menidurkan Ghava. Ia sangat senang sekali Ghava sangat manja saa