Home / Romansa / Love You More (21+) / Menginginkanmu Malam ini (41)

Share

Menginginkanmu Malam ini (41)

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-10-02 19:35:27

Anggun dan William keluar dari kamar hotel. Saat mereka tiba di parkiran, Anggun meminta waktu sebentar untuk menghubungi seseorang.

William masuk lebih dulu ke dalam mobil, dan duduk di depan kemudi. Sementara Anggun, terlihat dari kejauhan ia sedang berbicara di dalam telepon.

Dengan sabar William menunggu sang kekasih, sambil sesekali mengecek ponselnya.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, rencananya mereka akan pulang ke rumah Anggun, dan William menginap di sana.

Sejak berpacaran, mereka memang sudah sering tinggal satu rumah, bahkan di kamar yang sama.

William berjanji akan secepatnya menikahi Anggun, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Meski mereka sama-sama suka melakukan itu.

Setelah cukup lama menunggu, Anggun kembali ke mobil dan duduk di sebelah William.

"Ayo jalan," ucap wanita itu dengan nada bicara sedikit melemah, berbeda dari sebelumnya.

William menghidupkan mesin mobil. Memilih diam agar tidak memancing emosi sang kekasih untuk kesekian kalinya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Love You More (21+)   Obat Apa? (72)

    Sambil mengedarkan pandangan, William mengambil kunci yang berada di atas lemari kaca.Matanya berputar ke sekeliling, memastikan tidak ada yang melihat aksinya itu. Saat kunci sudah berhasil dipegang buru-buru ia mengambilnya. Cring! William tersentak kaget saat kunci di tangannya justru terlepas dan jatuh ke atas lantai. Suara gemerincing kunci itu terdengar sangat nyaring. William membeku. Pandang matanya terus tertuju pada kamar ibu mertua.Detak jantungnya berdegup kencang. Sangking kencangnya, ia bisa mendengar suara dug-dug itu.Beruntung tidak ada yang keluar dari kamar Utama, kemungkinan suara yang cukup nyaring itu tidak sampai pada jarak yang cukup jauh.Setelah memastikan situasi aman, dengan cepat ia menundukkan tubuh dan mengambil kunci lalu bergegas ke ruang penyimpanan barang-barang.Tangannya gemetar saat mencoba mencocokkan mana kunci yang tepat.Banyaknya jenis kunci yang berbeda-beda ukuran, membuat William kesulitan menemukan yang pas pada lubang di pintu. Be

  • Love You More (21+)   Gelisah (71)

    Setelah melewati perjalanan panjang, menembus derasnya hujan. Mobil box hitam milik warga Desa, akhirnya tiba di parkiran rumah sakit pada pukul dua belas malam.Saat mobil berhenti, dua orang pria paruh baya yang membawa Ardi, langsung berlari masuk ke ruang UGD, memanggil petugas kesehatan. Tiga orang petugas kesehatan datang sambil membawa bed rumah sakit. Memindahkan tubuh dingin Ardi yang hampir seperti mayat. Bella dan Bu Ika turun dari mobil, dibantu dua orang warga tersebut.Tubuh kedua wanita itu basah kuyup dan menggigil kedinginan. Sepanjang perjalanan tadi, keduanya melindungi Ardi dari derasnya hujan. Usaha mereka tak sia-sia, karena setibanya di rumah sakit Ardi masih bernapas.Para perawat dan Dokter langsung membawa Ardi ke ruang operasi."Keluarga pasien kecelakaan, tolong secepatnya mengurus administrasi rumah sakit, karena pasien akan langsung ditangani Dokter. Kemungkinan pasien akan dioperasi malam ini," ucap perawat yang baru keluar dari ruang operasi. Bella

  • Love You More (21+)   Bertahanlah! (70)

    Suara teriakan Bella dan Bu Ika terdengar kencang. Para warga yang mendengar mulai berdatangan. "Ada apa Bu?" Melihat Ardi yang terkapar dengan luka tusukan di perut, para warga langsung mengangkat tubuh pria jangkung itu menggunakan tandu darurat. "Bawa ke rumah sakit," teriak salah satu warga. "Rumah sakit jauh, sebaiknya ke puskesmas dulu." Warga lain memberi usul. "Puskesmas tutup. Kita ke Bidan Desa saja." Mendengar perdebatan itu, Bella langsung berbicara, "Tolong cepat bawa ke rumah sakit. Lukanya terus mengeluarkan darah. Tubuhnya semakin lemas, dia kehabisan banyak darah." Para bapak-bapak mengangguk cepat. Mereka menaikan Ardi ke atas mobil box kemudian melajukannya menuju rumah sakit, meski jaraknya cukup jauh. Sepanjang jalan, Bella dan Bu Ika terus menguatkan Ardi yang semakin melemah. Sebisa mungkin mereka menahan luka Ardi agar darah berhenti keluar, tetapi luka tusukan itu sangat dalam. "Kalau aku ... aku nggak bisa selamat. Kamu harus janji satu

  • Love You More (21+)   Mantan Istri (69)

    Bella keluar dari kamar saat mendengar suara seorang wanita dari arah luar. Setelah tiba di ruang tengah rumah sederhananya, Bella melihat Ardi sedang berdiri di ambang pintu. Di depan pria jangkung itu, berdiri seorang wanita yang sedang marah-marah. Bella tak ingin mendekat, ataupun ikut campur. Ia hanya mendengar apa yang dikatakan wanita itu pada Ardi. Wanita muda yang berbicara dengan Ardi terlihat sangat marah, entah karena apa. Bella menatap wanita itu dari ujung kaki sampai kepala. Di salah satu tangannya, memegang sebuah map biru. "Apa benar kamu mau menikah Mas?" Wanita yang usianya lebih muda dari Bella, marah-marah sambil menunjuk ke arah Ardi. "Iya, aku akan menikah," jawab Ardi dengan nada tegas. Bella hanya diam, masih memperhatikan dan mendengar pembicaraan kedua orang di depan rumahnya. Tak lama Bu Ika datang sambil membawa Bastian. Wanita baya itu mendekati Bella. "Nak, tolong gendong Bastian dulu, ya." Ia memberikan bayi mungil di gendongannya pad

  • Love You More (21+)   Suara Siapa? (68)

    William merapatkan tubuh. Sedikit membungkuk, kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Anggun dan berbisik, "Sebenarnya Papa kamu .... " Ucapannya menggantung saat ia mendengar suara langkah kaki mendekati dapur. Suara dari sendal teplek itu terdengar nyaring. "Sayang, apa makanannya sudah siap?"Yang datang adalah Yuliana. Wanita paruh baya itu melangkah memasuki dapur bersama Anugrah. Melihat kedatangan kedua mertuanya, William langsung menjauh dari sang Istri. Ia melangkah mundur, dan melanjutkan pekerjaan yang tadi belum selesai. "Papa ke sini juga? Memang Papa sudah sehat?" Anggun menatap ayahnya yang terlihat pucat. Namun, pria baya itu tetap menyunggingkan senyuman, seolah kondisinya baik-baik saja. "Papa kamu yang minta diantar ke sini, katanya dia ingin cepat-cepat memakan masakan kamu, iya 'kan Pa?" Yuliana menatap suaminya yang menganggukkan kepala. William memperhatikan Anugrah. Melihat tatapan linglung sang mertua. Dalam hati merasa kasihan, tetapi apa yang bisa

  • Love You More (21+)   Sudah Tahu (67)

    Setelah Yohanes pergi, Yuliana mengemasi meja kerja suaminya. Menghilangkan jejak apapun yang tertinggal di sana. Sebelum keluar dari ruangan itu, ia memastikan kamera CCTV sudah kembali aktif, setelah tadi ia matikan sebentar. Semua aman, ia pun keluar dari ruang kerja Anugrah. Langkah kakinya terhenti di ruang tengah rumah itu. Pandang matanya tertuju pada dapur, terlihat bayangan laki-laki dari dalam sana. Dengan cepat ia melangkah menuju dapur untuk menemui William. Setelah tadi ia memergoki menantunya menguping. Saat tiba di ambang pintu dapur, pemandangan hangat terlihat jelas. Anak perempuan Kesayangan sedang bercanda dengan sang menantu. "Mas, apaan sih ... aku lagi masak," protes Anggun sambil mendorong tubuh suaminya yang memeluk dari belakang. Bukannya pergi, William mengeratkan pelukan seperti takut kehilangan. "Aku bantuin kamu masak, hmm.""Nggak usah Mas. Aku bisa masak sendiri. Malah kalau dibantu, aku jadi susah mau bergerak. Mending kamu mandi dulu, nanti baru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status