Suasana mendadak canggung. Haji Darman mengalihkan pandangan, sementara Bu Aisyah pura-pura sibuk menyusun botol susu di rak.Nabil menurunkan ranselnya perlahan. Ia menatap satu per satu wajah di ruangan itu. Wajah H Darman yang selalu tegas, wajah Aisyah yang lembut tapi menyimpan banyak kata tak terucap, "Maaf ya, kalau pulangku ganggu suasana," kata Nabil akhirnya, suaranya tenang. "Tapi rumah ini, masih rumahku, kan?""Nabil, bukan begitu," ujar Bu Aisyah, buru-buru menghampiri anaknya. "Kami cuma kaget kamu pulang pagi-pagi."Nabil tersenyum kecil, lalu melepas sepatu. Tanpa banyak bicara lagi, ia melangkah masuk ke ruang tengah. Tapi langkahnya terhenti di depan pintu kamar yang selalu tertutup sejak kepergiannya.Pelan, ia dorong pintu itu. Bau bedak bayi dan sabun lembut menyergap hidungnya. Cahaya lembut dari jendela menyinari ranjang kecil di pojok ruangan.Di sana, berbaring seorang gadis mungil dengan pipi bulat merah muda. Rambutnya mulai panjang, ikal sedikit di ujung.
Last Updated : 2025-06-29 Read more