"Mas, maaf, saya harus kembali ke kamar. Tadi Edward jatuh," kata Nabil tiba-tiba setelah bercerita, teringat sesuatu yang membuatnya merasa bersalah.Evind menoleh cepat. "Jatuh?"Nabil tidak menjawab. Ia langsung berlari menuju ruang perawatan, diikuti Evind.Sesampainya di sana, dua suster dan satu satpam sedang berusaha mengangkat tubuh Edward ke ranjang. Wajah Edward pucat, tangannya gemetar, dan ada sedikit darah di pelipisnya."Ya Allah... Maaf, saya—saya tadi emosi," ucap Nabil buru-buru membantu. Badan besar Edward memang tak gampang diangkat.Evind tak berkata apa-apa, hanya menatap adiknya yang terbaring sambil menghela napas panjang. Setelah Edward dibaringkan kembali, Evind berdiri di sisi ranjang, tangan bersedekap."Tolong dijaga ya, Mas," ucap suster itu dengan menatap Nabil curiga"Terimakasih, Sus. Terimakasih, Pak. Biar dia tau rasa."Suster itu terkejut dengan ucapan Evind walau mereka segera pergi dengan berbisik."Gimana rasanya?" tanya Evind."Maaf, Mas, aku nyus
Last Updated : 2025-07-10 Read more