Sheryn masih saja menangis saat pintu terbuka. Bibirnya masih mengguman, "Ya... ya..."Liam menatap anak itu prihatin. "Kenapa ya, dia kok rewel? Nggak pernah seperti ini sebelumnya.""Nggak tahu, Kak.""Sayang, kenapa?" Liam berusaha menjulurkan tangannya.Sheryn menggeleng, lalu bersandar ke bahu ibunya. Matanya sembab. Ujung lidahnya menjulur pelan, memanggil dengan suara paling lirih yang pernah didengar Keya."Ya... ya... Ya, yah...""Panggil Ayah ya, Nak? Ayo, sini,.. Ayah gendong."Tapi Sheryn malah menyingkirkan tangan Liam. Liam menjadi bingung.Keya memejamkan mata."Maaf, Kak,..bukan kamu yang dia maksud," bathinnya lirih dan merasa tak tega melihat Liam yang seolah kebingungan dan masih membujuk Sheryn agar mau dia gendong.Liam menghela nafas, "Kalau nggak mau sama Ayah, ya sudah,.. Nak. Tapi jangan terus menangis, kasihan Bunda kamu kecil, nggak kuat bawa kamu yang makin gendut."Mendengar itu anak kecil itu seolah mengerti. Dia lalu menggapai ke arah Liam."Anak pintar
Huling Na-update : 2025-07-07 Magbasa pa