“Ssh…”Di sebuah kamar rumah sakit, mata Arya perlahan terbuka. Cahaya putih dari lampu di langit-langit menyilaukan pandangannya, membuatnya mengerjap beberapa kali. Kepalanya terasa berat, tubuhnya kaku, dan ada sensasi aneh yang ia rasakan—atau lebih tepatnya, tidak ia rasakan.Saat mencoba menggerakkan kakinya, tidak ada respons.Panik, Arya mencoba lagi, kali ini dengan lebih kuat. Namun tetap saja, kakinya tidak bergerak sedikit pun."Tenang, Arya..."Suara lembut ibunya membuatnya menoleh. Sekar duduk di samping tempat tidur dengan wajah penuh kelegaan. Air mata menggenang di sudut matanya."Kamu sadar, Nak... Alhamdulillah..."Namun, ekspresi Arya tetap tegang. "Ibu... Kenapa aku tidak bisa merasakan kakiku?"Sekar terisak. Wira yang berdiri di dekat jendela menatap anaknya dengan mata penuh kesedihan. Dia merasa menjadi pria paling bertanggung jawab atas semua ini dan yang jelas, dia merasa berdosa pada Rahayu dan anak anaknya. “Bu, aku kenapa?”Sekar bingung, bagaimana dia
Huling Na-update : 2025-05-09 Magbasa pa