All Chapters of Diam-diam Menikahi Bos Besar: Chapter 261 - Chapter 270

Benar-benar tidak tahu apa pria ini sedang berlagak berani sehingga patut dipuji?Atau otaknya sedang kemasukan air?Bukankah perkataannya itu bisa dianggap seperti sedang menghina Aaron tidak bisa membedakan masalah pribadi dan pekerjaan?Ckckck, Aaron bahkan tidak mengatakan akan memecat dia, tapi dia sendiri dengan cepat menyimpulkan sedang membawa urusan pekerjaan, Rangga seperti sedang menggali lubang untuk kuburannya sendiri.Ternyata..."Sebagai manajer pemasaran perusahaan Widjaja Real Estet, di hari kedua pernikahannya sudah berada di klub untuk mabuk dan menggunakan alasan kerja sama untuk pergi, lalu mengganggu tamu wanita lain di depan pintu toilet.”Nada bicara Aaron masih terdengar nyaman dengan kecepatan yang stabil, tapi setiap perkataannya membuat hati Rangga sangat terkejut.Dia bahkan merasa suhu di lorong ini menjadi dingin, punggungnya merasakan udara dingin hingga membuat tulangnya ikut menggigil.Aaron kembali berkata, "Kira-kira apa yang akan dipikirkan kedua k

Lalu, Rio pria yang begitu dingin, bagaimana mungkin bisa melakukan hal yang seperti itu?Atau pria bisa 'penampilan tidak bisa ditebak'?Seperti Aaron yang kelihatannya pria yang baik-baik, anggun dan elegan, tetapi siapa yang menyangka ternyata di belakang...."Yang penting aku sudah memesan besok malam untuk satu kamar khusus, semua baju juga sudah disiapkan, itu adalah pakaian dalam seekor kelinci oh, yang berwarna merah muda, Rio paling suka hehehe...." Mirna sambil mengatakan sambil mulai tertawa genit.Wajah Rania semakin merah lalu memotongnya, "Sudah ya, aku ada urusan tutup dulu."Setelah itu, tidak menunggu reaksi dari Mirna langsung menutup teleponnya dengan cepat.Rumah Keluarga Harmoko.Mirna yang ditutup teleponnya sangat tidak senang.Temannya ada banyak tetapi yang saling mengerti cuma beberapa yang bisa termasuk paling baik hanya Rania seorang saja.Akhirnya bisa menunggu Rania pulang ke ibukota, masih sudah menikah dan sebagai teman baik akhirnya bisa berbagi hal ya

"Ini adalah hadiah Rio kepadaku?"Dia sendiri tidak berani percaya.Dia sempat memikirkan tidak mau perhiasan, dengan sikap Rio yang tidak mengerti romantis seharusnya akan memberikan dia barang digital?Atau kertas, pena atau tinta?Mengapa ini adalah dua penyu kecil?Gery terkejut lalu dengan cepat menjawab,"Lapor tuan putri, ini.... memang adalah hadiah yang direktur Rio minta aku siapkan kepada anda."Wajahnya yang sangat tepat.Benar-benar pintar sekali!Gery diam-diam memberikan tepuk tangan kepada dirinya sendiri.Mirna sambil mengerutkan keningnya, lalu melihat penyu kecil yang berwarna hitam di dalam kotak itu, wajah kecil yang sebesar telapak tangan itu tidak mengerti.Gery dengan berani bertanya,"Tuan putri, apakah anda tidak menyukai hadiah ini?"Dia juga sudah memikirkannya lama, lalu mencari banyak sekali data di internet dan bertanya kepada banyak sekali temannya.Terakhir semuanya menyuruh dia untuk memilih binatang peliharaan dan mengatakan wanita selain perhiasan p

Rania melirik Aaron, dia sedang duduk di sofa sambil memang tablet dengan jari-jarinya yang ramping, alis dan matanya terlihat hangat, ekspresinya membuat pria itu terlihat sangat murah hati.Apa ini hanya basa-basi saja? Apa ini sogokan?Uh, dia merasa terlalu banyak berpikir.Huft, sepertinya aku terlalu lama bersama pria brengsek ini, pikiranku jadi berubah kotor juga.Rania merasa malu, lalu dia duduk dan mulai makan mie.Harus diakui, makan mie daging sapi yang hangat di malam dengan hujan selebat ini sangat menyenangkan. Apalagi setelah mengalami hari yang buruk seperti tadi.Rania menghabiskan mie itu sampai bersih, tanpa menyisakan setetes kuah pun di mangkuk. Kemudian dia meletakkan mangkuk itu lalu menyentuh perutnya, sambil membersihkan mulut dan berteriak,"Enak!"Aaron menatapnya... Lalu dia bangkit dan berkata,"Ayo pergi."---Sesampainya di rumah sakit, terdengar bentakan menakutkan di koridor."Apa kejadian di pesta pernikahan itu tidak cukup memalukan? Baru saja meni

Di sisi lain, Rania tidak terlihat terluka kecuali gelungan rambutnya yang sedikit miring, satu atau dua goresan merah di lengannya, dan pakaiannya yang kotor, selain itu tidak ada luka lain.Keduanya terlihat sangat berbeda. Sekilas seperti apa yang dikatakan Ken, bahwa Rania lah yang memukuli orang, dan itu adalah Yunita.Alis putih Nyonya Widjaja berkerut rapat secara bersamaan."Aaron." Yang berbicara adalah Nindy.Dia sangat marah setelah melihat putrinya yang cantik dipukuli seperti ini, "Rangga masih dalam pemulihan di bangsal. Yunita hanya keluar untuk membantu membuang kantong sampah. Tapi Rania sudah memukulinya sampai seperti ini?"Ia menarik napas dalam-dalam. "Aku tahu Rania tidak menyukai Yunita, tapi bagaimanapun juga, Yunita adalah adikmu. Bukankah terlalu berlebihan bagi Rania untuk melakukan hal itu? Yunita ini perempuan, wajahnya sampai tergores seperti itu. Bagaimana kalau luka ini membekas di wajahnya, bagaimana dia bisa bertemu orang lain jika wajahnya seperti in