Hidup Emily sangat tertekan. Bukan hanya dia lahir dari seorang istri siri, dia bahkan diputuskan oleh pacarnya yang lebih memilih bertunangan dengan putri sah. Dia juga dikhianati oleh calon suami di hari pernikahan. Untung saja ada seorang pria yang menawarkan pernikahan padanya. Saat di pesta perjamuan, seorang tamu agung datang. Dia terkejut saat melihat tamu agung itu begitu mirip dengan pria yang telah menikahinya.
Lihat lebih banyakEmily melihat jam di ponselnya dengan gelisah. Ini sudah menunjukkan pukul 10 siang. Dan dia sudah berdiri di biro urusan sipil ini selama dua jam lebih untuk mendaftarkan pernikahannya. Tetapi Reza, pria yang sudah membuat janji dengannya belum juga datang.
Beberapa kali dia menghubungi Reza, namun panggilannya tidak diangkat dan justru sekarang… nomor Reza tidak aktif. Apa dia berubah pikiran? Saat memikirkan kemungkinan itu, Emily menjadi khawatir. “Nona Emily, bagaimana?” Seorang pengurus Biro menghampirinya dan kembali bertanya padanya. Emily menarik nafas berat, kemudian dia menjawab dengan suara pelan, “Calon suamiku belum datang juga.” Pengurus Biro terlihat khawatir, “Ini sudah siang dan antrian sangat panjang Minggu ini. Nona Emily, kami punya pendapat.” Pengurus Biro terlihat ragu-ragu untuk menyampaikan pendapatnya, “Jika Nona Emily tidak bisa mendaftarkan pernikahan hari ini, Nona Emily bisa mendaftar kembali Minggu depan. Bagaimana?” Emily mengerutkan keningnya. Minggu depan? Mana bisa seperti itu? Dia harus menikah minggu ini juga. Bahkan hari ini adalah kesempatan terakhirnya. Dia sudah berulang kali melakukan kencan buta hanya untuk mendapatkan calon suami. Reza adalah satu-satunya pria yang bersedia menikah dengannya. Dan hari ini mereka telah membuat janji bertemu di sini untuk mendaftarkan pernikahan. Setelah berpikir sejenak, Emily berkata dengan ragu-ragu, “Aku akan menyusul calon suamiku. Tunggu sebentar, Pak.” Pengurus Biro mengangguk dengan tidak berdaya. “Baiklah. Kami akan menunggu.” Pengurus Biro kemudian kembali ke tempatnya. Emily mengatupkan bibirnya, dia kemudian berbalik. Tapi baru saja dia sampai dia luar, dia melihat sosok Reza berjalan dari arah parkiran. Senyum Emily langsung berkembang. “Reza, akhirnya kamu datang.” Reza berjalan selangkah demi selangkah. Tepat ketika dia sampai di depan Emily, dia menatap Emily dengan tatapan suram. Kemudian dia berkata dengan dingin, “Aku datang untuk membatalkan janji kita.” Kedua mata bening Emily terbuka lebar. Dia terkejut. “Apa maksudmu?” “Aku tidak mau menikahi pelacur murahan sepertimu!” Reza berkata dengan agak keras. Belum sempat Emily bertanya apa yang terjadi, Reza merogoh ponsel dari saku celananya dan menunjukkan sesuatu padanya. “Kalau bukan karena seseorang telah mengirim foto-foto ini padaku, mungkin aku sudah tertipu oleh perempuan sialan seperti kamu!” Wajah Emily seketika memucat. Bibirnya bergetar dan tubuhnya gemetaran. Dari mana Reza mendapatkan semua foto-foto itu? Emily menggigit bibirnya. Lalu dengan suara bergetar dia berkata, “Aku bisa menjelaskannya–” “Tidak perlu!” Reza langsung memotong ucapannya. “Aku tidak butuh penjelasan apapun darimu. Kamu hanya ingin menipuku, kan? Perempuan sialan! Mulai detik ini kita putus. Jangan menghubungiku lagi!” Setelah mengatakan itu, Reza langsung memutar tubuhnya dan pergi dari sana. Emily membeku. Pikirannya tiba-tiba kosong dan tubuhnya terasa lemas dan hampir roboh. Bagaimana ini? Jika dia tidak bisa menikah hari ini, maka ibunya akan marah besar padanya. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi dan ingin semuanya segera berakhir. Satu-satunya jalan adalah dengan menikah. Tapi… kenapa sangat sulit baginya untuk mendapatkan seorang suami? Semua itu, karena foto tidak senonoh itu. Siapa sebenarnya orang yang telah mengirim foto-foto itu kepada setiap pria yang berkencan buta dengannya? Ketika dia sedang berada dalam kecemasan, tiba-tiba dia mendengar suara berat seseorang. “Halo Nona. Apa kamu mau menikah denganku?” Emily terkejut dan langsung mengangkat wajahnya. Dia melihat seorang pria bertubuh tinggi berdiri dihadapannya dan sedang menatapnya dengan serius. Pria itu memakai kemeja polos lengan pendek dan celana jeans. Namun yang unik, Rambut pria itu berwarna Blonde dengan panjang melebihi bahu dan diikat sedikit kebelakang. Tampak seperti urakan tetapi rapi. Sepatu yang dipakainya juga terlihat sederhana hingga pria itu memberi kesan pria biasa yang tanpa memiliki kelebihan apapun kecuali fitur wajahnya yang memang terlihat cukup tampan. Emily tertegun beberapa detik, lalu dia bertanya dengan ragu,”Apa maksudmu?” Pria itu terbatuk kecil, "Begini, aku tadi tidak sengaja mendengar pria itu berbicara denganmu. Dia membatalkan pernikahannya denganmu, kan?” Wajah Emily memerah. Dia merasa sangat malu saat menyadari kalau pembicaraannya dengan Reza tadi didengar oleh pria ini. “Aku…” “Tidak perlu malu.” Pria itu memotong kata-kata Emily. “Kebetulan aku datang kesini juga untuk membatalkan pernikahanku karena calon istriku tidak bisa datang. Sepertinya kita punya permasalahan yang sama. Bagaimana kalau, kita menikah saja?” Emily mengernyitkan kedua alisnya dan kebingungan. Tapi belum sempat dia membuka mulut, pria itu kembali berkata, "Nona pasti sedang memerlukan pernikahan ini, kan? Aku juga sama. Bagaimana kalau kita bekerja sama. Kita akan mendapatkan keuntungan masing-masing." Emily tercengang bukan main. "Bagaimana mungkin kamu tiba-tiba mengajakku menikah? Kita—" "Belum saling kenal? Soal itu, kita bisa pikirkan nanti. Yang terpenting sekarang ini adalah kita bisa mendapatkan sertifikat pernikahan terlebih dulu. Kita bisa sama-sama mendapatkan keuntungan dari pernikahan ini." Emily terdiam untuk beberapa detik. Saat dia ingin membuka mulutnya lagi, terdengar suara pria itu lagi. "Jangan khawatir. Aku tidak akan menyusahkanmu dalam pernikahan kita nanti. Aku hanya perlu kamu tinggal bersamaku, itu saja sudah cukup." Emily menunduk. Dia berpikir berulang kali. Sudah beberapa kali dia gagal mendapatkan calon suami. Padahal, hanya dengan menikah dia akan terlepas dari keluarga Juwanda dan ibunya akan menepati janji. Tapi hari ini dia gagal lagi dan dia benar-benar sudah menyerah. Lebih dari lima menit dia berpikir, kemudian dia mengangkat wajahnya untuk menatap pria yang masih menunggu jawabannya itu. Lalu dengan perlahan dia mengangguk. "Baiklah, aku setuju."Rania hanya terdiam, "...."‘Sialan, kenapa mendengarnya seperti ini semakin lama semakin terdengar salah ya…’"Apa Aaron dan Rania sudah pulang?" Tanya Nenek Widjaja yang mendengar suara dari luar.Rania dengan cepat mendorong Aaron lalu memanggil, "Nenek."Nenek Widjaja dengan sangat cepat muncul di depan pintu, lalu melihat di depannya ada sepasang suami istri yang begitu mesra, dan dia tersenyum bahagia, "Bagus, bagus sekali, akhirnya cucuku sangat tahu cara menyayangi istri ya, cepat masuk, makan malam sudah dibuatkan."Ketika mereka baru memasuki ruang tamu, tiba-tiba terdengar suara 'Dang dang' dari belakang.Kemudian diikuti suara pelayan yang berkata, "Ya Tuhan, tuan ketiga, apa yang terjadi denganmu?"Rania membalikkan badan."Puhh...." Kemudian dengan cepat dia menutup mulutnya."Kimy, kenapa kamu bisa begini?" Tanya Nenek Widjaja sangat terkejut.Di halaman terlihat Kimy terbaring di lantai, dia seperti baru keluar dari kolam renang. Kemeja dan celananya basah kuyup, sepat
Harun Sanjaya tidak membalas. Perlahan ia membuka mulutnya, "Lisa, apakah dia benar-benar sudah mati?”Kedua tangan Kakek Sanjaya memegang erat kursi rodanya, tapi suaranya masih tetap tenang, "Bukannya kamu sudah memeriksanya sendiri di rumah sakit?"Harun Sanjaya tidak menjawab.Dia hanya berdiri di sana mengerutkan keningnya, ekspresi wajahnya sangat kacau dan agak bingung.Saat itu Kakek Sanjaya tiba-tiba keluar dari ruang bayi membawa Rania dan mengatakan Lisa telah meninggal karena kekurangan darah dan kontraksi ketika melahirkan. Karena Lisa tidak memiliki banyak teman dan saudara di sana, pihak rumah sakit hanya bisa menyerahkan bayi itu ke rumah yatim piatu dan mencari keluarganya selama setengah tahun.Saat ini Harun Sanjaya adalah orang yang sangat penting, dia sama sekali tidak menyangka dirinya tiba-tiba bisa memiliki anak haram.Harun Sanjaya didiskualifikasi dari penelitiannya di Amerika, lalu dia juga sempat diinterogasi seperti narapidana.Masa lalunya bersama Lisa be
Setelah pintu ruang belajar ditutup, Ibu Rangga berkata, "Paman, kalau sudah tidak ada hal yang ingin dibicarakan, maka kami pulang dulu ya."Yunita berkata, "Ibu, aku masih belum mencoba gaunnya....""Bawa pulang saja untuk dicoba di rumah." Ibu Rangga memotongnya lalu menatap Rangga, "Rangga, ayo pulang."Rangga berdiri dan tidak berkata apapun, tapi dia langsung berjalan keluar. Amelia ingin mengejar tetapi ditarik dan ditahan oleh Sinta."Bibi." Popi juga baru sadar, "Aku juga pulang ya, tadi aku sudah mencoba dan gaunnya sangat cocok, jadi aku langsung bawa gaun itu pulang ya.""Baiklah."Semua orang sudah berada di luar, saat itu juga mereka melihat mobil Bentley yang lewat di depan mereka. Terlihat sekilas wajah Aaron yang indah dan tampan dari dalam mobil itu.Popi seperti kehilangan jiwanya dan tatapannya mengikuti arah Aaron pergi, bahkan Ibu Rangga harus menarik tangannya ketika ingin berbicara dengannya."Nona Popi?"Popi dengan cepat menjawab, "Maaf, barusan aku sedang me
45. Hanya menikahi Pria tua. Felix datang.---Amelia kemudian menatap tajam ke arah Rania, matanya berkilat penuh kebencian.Dengan nada pedas dan penuh racun, ia berteriak:"Rania! Berani-beraninya kamu mendorong Ibuku?!Kamu memang senang menyiksa orang lain, ya!Ibuku sudah melakukan apa kepadamu sampai kamu begitu kejam?!Kamu memang… terlalu jahat!"Rania hanya menatap datar, malas menanggapi omong kosong itu.Dia membungkuk hendak mengambil kotak gaunnya yang terjatuh, namun tiba-tiba…Plaakkk!Harun Sanjaya memukulnya tepat di tangan.Kotak gaun kembali terlepas dan jatuh ke lantai.Rania merasakan rasa perih menyengat di tangannya, seolah disiram air panas.Bekas merah memanjang tampak jelas di kulitnya.Dengan napas tertahan, Rania mengangkat wajahnya.Tatapannya tajam dan jujur, suaranya tegas."Aku sama sekali tidak mendorongnya.Dia sendiri yang jatuh."Namun Harun Sanjaya masih membentak, suaranya semakin keras:"Minta maaf! Segera kamu minta maaf kepada Bibimu sekarang!
Rania mendengus kesal."Kamarnya Amelia begitu besar, apa masih tidak cukup untuk menyimpan barangnya?Ini kamarku, bukan tempat ganti bajunya!"Nada suaranya meninggi.Rania sangat marah.Bagaimanapun juga, kamar ini sudah penuh barang.Kalau memang bicara soal menikah, Rania juga akan menikah.Lalu kenapa semua barang Amelia justru dimampatkan ke kamarnya?Dan parahnya lagi, tidak ada satu pun yang memberitahunya lebih dulu!Di lantai dua ini masih banyak kamar kosong lainnya.Sinta mencoba menenangkan,"Kamu jangan marah ya, sekarang aku akan membereskannya."Lalu ia menoleh ke belakang,"Harun Sanjaya!""Apa lagi ini?"Harun Sanjaya naik ke lantai dua dengan wajah tidak senang."Kan kamu sekarang sudah tidak tinggal di rumah ini, dan kamarmu jadi kosong.Memangnya kenapa kalau Amelia memakainya sementara waktu?"Rania menatap Harun Sanjaya dengan tajam."Jadi… kamu begitu tidak menginginkan aku tinggal di sini?Aku baru beberapa hari menikah, tapi kalian sudah mengubah kamarku jad
Untungnya, sepanjang jalan Rania tidak bertemu polisi.Ia langsung memasukkan mobil ke dalam pintu vila keluarga Sanjaya.Mobil sport milik Kimy ini adalah mobil keluaran terbaru. Saat Rania turun, mobil itu langsung menarik perhatian.Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakangnya,"Rania?!"Rania berbalik badan.Di sana, Rangga berdiri dengan ekspresi terkejut, sama sekali tidak menyangka Rania bisa menyetir mobil sport semahal ini.Mobil itu model paling baru, harganya mencapai jutaan yuan."Bagaimana mungkin mereka membiarkan dia menyetir mobil semahal itu begitu santai?!" pikirnya kesal.Dari belakang, Rangga dan Nindy yang baru turun dari mobil juga melihat ke arahnya.Rania hanya mengangguk sopan, lalu membalikkan badan untuk masuk ke dalam rumah tanpa banyak bicara."Ibu, apakah kamu lihat sikapnya tadi?"Rangga berbicara dengan nada kesal."Wanita sialan ini… beraninya dia mengabaikanku?!"Bahkan dia tidak menyapaku."Benar-benar sombong sekali!" bentaknya, tak mamp
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen