Pria di depannya itu terlihat seperti tersenyum. Tidak lebih dari dua jam, mereka sudah berjalan keluar dari Biro Urusan Sipil sambil memegang sertifikat pernikahan di tangan masing-masing. "Nona, selamat atas pernikahannya," pria itu berkata. Entah harus menangis atau tertawa, Emily mendongak. Dia melihat pria itu seolah tersenyum penuh kebahagiaan. "Ya. Terima kasih. Kamu juga." "Tentu saja." “Oh ya, Nona. Aku masih ada urusan lain, jadi aku tidak bisa mengantarmu. Tidak apa-apa, kan?” Emily tercengang, lalu dia buru-buru menjawab, “Eh, tidak apa-apa. Aku bisa pulang sendiri.” “Baiklah. Mengenai alamatku, nanti aku akan mengirim pesan padamu. Berikan saja nomor ponselmu.” “Oh...” Emily sedikit canggung. Tiba-tiba menikah saja sudah membuatnya cukup linglung. Apalagi saat membayangkan harus tinggal satu atap dengan pria asing? Pria yang bahkan baru dua jam lalu dikenalnya. Emily agak ragu-ragu untuk mengeluarkan ponselnya. “Santai saja, Nona. Aku akan memberimu wakt
Last Updated : 2025-04-28 Read more