Lahat ng Kabanata ng Menantu Tak Ternilai: Kabanata 571 - Kabanata 580

Hans menawarkan untuk mengantar Amber langsung menemui Bernard. Dia pikir dia bisa meninggalkan Brigit di sana sampai malam hari.Dengan begitu, dia juga berharap jika Brigit bisa semakin dekat dengan salah satu yang ada di sana. Apalagi jika dia bisa dekat dengan Bastian.Tetapi berdasarkan apa yang dikatakan oleh Bastian tadi, jika dia ingin memanfaatkan Brigit agar bisa membantu Amber dekat dengan Bernard, membuat Amber menolak tawaran itu."Kalau untuk sekarang rasanya belum. Ada rencana yang diubah oleh tuan Dominic ketika wanita itu datang," kata Amber tanpa disaring karena dia tahu jika Brigit tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya karena saat ini dia menggunakan bahasa Indonesia."Emangnya rencana apa yang sudah dirancang oleh tuan Bastian? Apa perubahannya signifikan?" tanya Hans.Amber menggelengkan kepalanya. Lalu dia berkata, "Enggak ada yang signifikan. Hanya saja ada satu penambahan rencana agar misi yang nanti aku jalankan menjadi lebih mulus lagi."Hans mengerutka

Bastian sedikit terkejut. Dia lupa jika wanita di hadapannya itu adalah sepupunya.“Oh iya, kamu juga anggota keluarga Dominic. Baiklah, ayo kita bicara,” kata Bastian.Kemudian Bastian menoleh ke arah Hans dan berkata, "Tolong kamu suruh yang lainnya untuk mengosongkan area halaman belakang rumah. Aku ingin berbicara dengan Brigit di sini."Hans menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Baik Tuan, aku akan menjalankan perintah."Kemudian Hans memerintahkan semua orang yang ada di sana untuk masuk ke dalam rumah ataupun ke rumah yang lain."Apa aku juga harus pergi? Tidak bisa ke aku bersama dengan kalian?" tanya Amber dengan penuh harapan Jika dia akan diajak untuk berbincang-bincang.Bastian menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Brigit ingin mengajakku untuk berbicara empat mata bukannya enam mata!"Mendapatkan jawaban yang tajam dari Bastian membuat Amber tidak lagi membuka suaranya. Dia hanya menurut saja dengan apa yang diperintahkan oleh Bastian.Bastian melihat Annete akan me

Yang dipikirkan oleh Amber ada benarnya juga. Jika Bernard tidak diberi pelajaran maka dia akan tetap mengulangi perbuatannya ini lagi. Bisa jadi juga dia akan membunuh Bastian dalam senyap. Hal inilah yang sangat membahayakan.Tetapi dia juga tidak bisa membiarkan begitu saja pertumpahan darah terjadi. Dia ingin agar seluruh anak buahnya tetap aman dan tidak mengalami luka parah atau bahkan sampai meninggal dunia.Sambil menganggukkan kepalanya, Bastian berkata, "Apa yang kamu katakan itu benar dan bisa saja terjadi. Namun aku akan tetap mencoba untuk menggunakan ayahku sebagai senjata agar dia mau diam dan menerimaku sebagai pemimpin keluarga. Tetapi aku juga tetap menjalankan rencana pertama. Jadi nanti kita lihat saja mana yang lebih memungkinkan untuk kita lakukan."Amber tidak bisa menolak karena Bastian sudah mendengarkan saran yang diberikan olehnya dan dia akan mencoba saran itu walaupun harus dikerjakan bersamaan dengan jalur damai yang mau ditempuh olehnya.Untuk beberapa s

Brigit menatap kedua mata manajer restoran itu dengan sangat tajam. Lalu dia berkata, "Aku akan menghubungi pemilik restoran ini dan aku akan pastikan kamu akan dipecat malam ini juga. Jika dia tidak mau memintaku maka aku akan membuat restoran ini tutup untuk selamanya!"Wanita itu sangat bersungguh-sungguh dalam hal ini. Apa yang sudah diputuskan olehnya walaupun itu sedang dalam emosi maupun dalam tenang maka dia akan melakukan.Salep Manager restoran itu menghilangkan kepalanya dengan sangat keras. Dia sama sekali tidak ingin jika harus dipecat dari pekerjaannya saat ini."Nyonya, aku mohon jangan lakukan itu! Aku akui kalau aku salah dan aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Tolong jangan membuatku dipecat. Perjalananku untuk mencapai di titik ini sangat berat sekali dan pekerjaan ini sangat penting bagiku dan juga kedua anakku. Jika aku tidak bekerja maka bagaimana aku bisa menghidupi kedua anakku? Aku mohon belas kasihanmu, Nyonya!" ucap sang Manager restoran sambil membungkukk

Ada satu lagi hal yang tidak terduga terjadi dan keluar dari mulut Nuel.Dia ingin memberikan syarat? Bukankah ini gila?Bastian ingin mengikuti apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu. Dia pun kemudian bertanya, "Apa? Kamu ingin memberikanku sebuah syarat?""Tentu saja! Tidak ada makan gratis di Jerman. Jika kamu menginginkan sesuatu maka kamu harus membayar harga yang pantas," kata Nuel seraya tersenyum."Apa syarat yang ingin kamu berikan padaku?" tanya Bastian dengan suara yang tegas.Nuel memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Lalu dia berkata, "Tentu saja kamu harus membayar uang kepadaku. Aku rasa 100.000 Euro sudah cukup untuk membuatmu dan teman-temanmu bisa pergi dari sini dengan selamat. Serta … wanita itu sangat menarik sekali. Mungkin dia bisa menemaniku dalam satu permainan ranjang."Brigit bertambah merah wajahnya setelah mendengar jika Nuel menginginkannya untuk melayaninya. Namun kali ini dia tahu kalau Bastian tidak mungkin tinggal diam. Oleh karenanya dia