All Chapters of Kesepakatan Balas Dendam: Chapter 61 - Chapter 70

Rias mulai mengemasi barang-barang belanjaan ke dalam koper. Sebelumnya, Rias dan Alicia sama-sama berpikir bahwa mereka datang hanya untuk membeli jam tangan dan selebihnya mereka akan menikmati segala makanan serta minuman yang ada di sana.Namun kenyataannya tidak. Kartu kredit dan kartu rekening milik Walter benar-benar tidak ada habisnya. Alicia membeli segala sesuatu yang menurutnya bagus tanpa melihat harga. Dan beberapa kali Alicia membelikan Rias beberapa pasang baju serta sepatu yang menurut Alicia cocok untuk dipakai oleh Rias.Dua koper tidak cukup untuk menyimpan seluruh belanjaan mereka. Untung saja mereka pergi dan pulang menggunakan pesawat pribadi. Sehingga mereka bisa dengan bebas membeli koper-koper tambahan untuk menyimpan barang bawaan mereka."Apakah benar-benar tidak ada yang ingin kamu beli lagi?" tanya Alicia duduk di kursi sembari mengamati Rias."Terima kasih atas tawarannya. Namun, saya rasa, sudah cukup. Saya sudah mendapatkan banyak sekali pakaian dan sep

Karena mereka sedang berada di kantor yang berbeda, Sean menghubungi Walter menggunakan ponsel. Mencoba menggambarkan kondisi yang ada seringkas mungkin supaya sahabatnya sadar bahwa mereka harus bergerak secepat mungkin karena waktu mereka tidak banyak lagi.Walter pun paham. Hanya tersisa lima bulan. Dan musuh utama mereka masih hidup. Beck. Tentu saja itu akan menjadi hidangan utama mereka. Sehingga saat ini mereka memikirkan cara untuk menyingkirkan Storm.Membunuh Storm adalah hal yang mudah bagi Walter, jika seandainya Walter tidak mengikuti sandiwara yang dibuat oleh Sean. "Bisakah kamu melakukannya?" tanya Sean membalikkan dokumen laporan yang ada di meja kerjanya."Apakah kamu bodoh? Aku sedang dalam kondisi serba salah saat ini. Alicia mulai mengawasiku secara ketat. Jika aku pulang telat, aku tidak akan bisa tidur di kamar," jawab Walter duduk di sofa yang ada di ruangan kerjanya."Apa susahnya meminta izin? Kamu hanya perlu mengatakan ada urusan pekerjaan yang tidak bisa

Sean menggunakan mobil untuk mengunjungi kediaman Storm. Tentu saja tidak mudah untuk mencapai sana, karena penjagaan yang ketat. Dan terlebih lagi, Sean adalah orang yang diwaspadai oleh Keluarga Eugenia.Namun karena nama Walter, Sean bisa melewati segala penjagaan yang ada di sana dengan aman. Sepanjang jalan, Sean mengamati segala pepohonan dan tanaman yang tumbuh subur. Sampai di titik di mana, mobilnya berhenti di halaman rumah besar berwarna putih itu. Ia keluar mobil. Dan melihat Storm sudah berjaga di luar rumah bersama kedua pengawal yang terlihat sangat menyeramkan.Dengan rasa percaya diri, Sean menghampiri orang yang sangat ia benci itu. Membawa sebuah tablet yang memang menjadi kunci utama dari pembalasan dendamnya kali ini."Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Storm menekan mental Sean."Lebih baik kamu tidak menggunakan kekerasan ataupun berkata kasar. Aku datang sebagai utusan dari Tuan Muda Ephraim. Jika kamu melukaiku dan Tuan Muda mengetahuinya, keluarga kalian ak

Sean benar-benar merasa lelah. Hampir seminggu, Sean memimpin hampir seluruh perusahaan milik keluarganya. Sebelumnya, memang Walter mengatakan akan tetap bekerja hanya saja dari jarak jauh, namun kenyataan tidak sesuai dengan perkiraan Sean. Walter harus berpura-pura sebagai kerabat yang sedang berduka. Mencari muka di hadapan Beck. Dan meyakinkan Beck bahwa kematian Storm benar-benar karena kesalahan salah satu anak buah Storm. Selama satu minggu itu juga, Sean mengeluarkan banyak uang untuk membungkam polisi dan media. Sean memerintahkan polisi untuk menghentikan investigasi pada lahan kebakaran itu. Dan Sean membayar beberapa stasiun televisi untuk tidak lagi memberitakan tentang kejadian kebakaran itu. Selama Walter berada di rumah dan melakukan pekerjaan jarak jauh, Rias akan mengurus kantor secara langsung. Menggantikan posisi Walter. Walau tidak terlalu mahir, namun ada Sean di sana. Sehingga Rias bisa langsung m

Walter mengenal laki-laki berwajah tampan itu. Walau terlihat santai dan biasa-biasa saja, laki-laki itu adalah tangan kanan Alfred. Kemampuannya tidak bisa diragukan. Walter sendiri pun masih belum pernah sekalipun bertukar pukulan dengan laki-laki itu. Sehingga Walter belum tau seberapa keras kekuatan laki-laki itu. Namun Walter sudah mendapatkan gambaran teknik beladiri yang digunakan oleh laki-laki itu.Matoba Seika. Dari jabatannya saja sudah bisa menggambarkan sehebat apa laki-laki itu sampai mendapatkan seluruh kepercayaan kepala Keluarga Fletcher. Walter menatap ke arah langit saat hujan deras yang tadinya mengguyur daerah itu berhenti tepat bersamaan dengan kemunculan Matoba. Walter tersenyum kecil. Walau kondisinya dirugikan karena ia sudah kelelahan dan tubuhnya penuh luka, namun Walter melihat kondisi sekarang sebagai kesempatan. Ini adalah saat yang tepat untuk memastikan sehebat apa tangan kanan dari Alfred."Hentikan. Pertarungan telah bera