“Wirya? Apa yang—“Tapi Wirya sudah tidak mendengar. Nafsu buta telah menguasainya sepenuhnya. Tanpa sebuah kata, tangan kirinya yang bebas bergerak cepat, meremas bukit kecil dan ranum Dewi Kirani yang membentuk kontur gaun lavendernya.Dewi Kirani menjerit kaget, lebih karena keterkejutan daripada sakit. “Wirya! Hentikan!” Teriaknya, mencoba melepaskan diri, tetapi cengkeraman Wirya terlalu kuat.“Kau... kau sangat cantik,” gumam Wirya, suaranya dalam dan serak, tidak seperti biasanya. Matanya gelap, dipenuhi oleh hasrat yang tak terbendung. Tangannya terus meremas, jari-jarinya menekan dan memijat melalui kain tipis gaun putri.Dewi Kirani mendorongnya, panik. “Wirya, tolong! Ini bukan dirimu!”Tapi Wirya sudah hilang kendali. Dia mendorong Dewi Kirani ke dinding, tubuhnya menindihnya. “Aku sudah tidak tahan lagi,” desisnya, napasnya berat di telinga putri yang ketakutan.Wirya mendorong tubuh Dewi Kirani yang ringan ke atas ranjang dengan gerakan kasar yang tak terduga. Dewi Kira
Huling Na-update : 2025-09-16 Magbasa pa