“AAAKHHHH!”Teriakan Luna yang memekakkan memecah kesunyian pagi. Wirya terkejut bangun, kepalanya masih pusing. Dia melihat Luna berdiri di tengah pos, wajahnya pucat pasi, menunjuk ke arah empat prajurit yang terbaring tak bergerak.“Tuan... mereka tidak bernapas!” teriak Luna, suaranya gemetar.Wirya segera bangun dan mendekat. Benar, keempat prajurit itu sudah tak bernyawa. Kulit mereka membiru, dan wajah mereka membeku dalam ekspresi yang tenang, seolah mati dalam tidur.“Apa yang terjadi, Luna?” tanya Wirya, suaranya tegang. “Apa kau melakukan sesuatu pada mereka, Luna?”Luna menggeleng cepat, matanya dipenuhi ketakutan. “Saya tidak melakukan apa-apa, Tuan! Saya baru saja masuk dan melihat mereka seperti ini!”Wirya segera memeriksa tubuh para prajurit. Di setiap leher mereka, dia menemukan duri kecil berwarna hitam yang hampir tak terlihat, menancap tepat di pembuluh darah utama.“Ada duri di leher mereka,” gumam Wirya sambil mencabut satu duri untuk diperiksa.Dia teringat kej
Huling Na-update : 2025-10-03 Magbasa pa