“Sudah waktunya kalian belajar,” ucapnya dengan suara rendah namun penuh wibawa. Kirani langsung menunduk, pipinya memerah melihat ibundanya yang berani membuka jubah kebesarannya.“Jangan malu, Nak,” kata Ratu sambil mendekati mereka. “Ini adalah hal yang penting untuk calon pemimpin Wanawaron.”Ratu Arunya melangkah mendekati putrinya, jari-jarinya yang terampil mulai membuka kancing gaun Kirani satu per satu. “Kalian harus memahami,” bisiknya, napasnya hangat di telinga Dewi Kirani, “bagaimana reaksi tubuh bisa dimainkan seperti alat musik.” Dewi Kirani menahan napas, dadanya naik turun cepat saat gaunnya perlahan terbuka, memperlihatkan bahu yang mulus dan lekuk tulang selangkanya. “I-Ibunda...” protesnya lemah. “Tenang, sayang,” Ratu membelai rambut Kirani. “Ini semua bisa menjadi pengalaman untukmu.” Matanya beralih ke Wirya yang duduk kaku. “Lihatlah baik-baik, Wirya. Lihat bagaimana kulitnya memerah saat kau tatap.” Dengan gerakan ahli, Ratu menarik gaun Dewi Kira
Last Updated : 2025-08-11 Read more