"Kau mau pergi ke mana, Alika?"Suara berat Raka menggema di ruangan itu, membuat langkah Alika yang sudah berada di ambang pintu terhenti sejenak. Tangannya gemetar saat menggenggam pegangan koper, tapi ia menolak untuk berbalik."Aku bertanya, Alika!" Kali ini suara Raka lebih keras, lebih penuh emosi.Alika menarik napas dalam-dalam. Sudah cukup. Sudah terlalu lama ia bertahan di rumah ini, di bawah penghinaan yang tiada habisnya. Hatinya masih sakit, tapi ia tak akan membiarkan dirinya terjebak lebih lama."Aku pergi," jawabnya akhirnya, suaranya tegas meskipun dadanya bergemuruh.Suara langkah kaki mendekat. Detik berikutnya, Raka sudah berdiri di hadapannya, matanya menyala dengan kemarahan yang sulit ditafsirkan."Jangan bercanda, Alika. Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi semudah itu?"Alika mendongak, menatap lelaki yang dulu sangat ia cintai itu. Tapi kini, yang ia lihat hanyalah sosok yang telah menghancurkannya berkali-kali."Raka, kita sudah selesai," katanya pelan, tap
Terakhir Diperbarui : 2025-06-20 Baca selengkapnya