Damar terdiam, merenungkan kata-kata Rachel. Ada benarnya. Wilona mungkin bukan istri yang baik baginya, tapi sebagai seorang ibu, ia pasti punya ketakutannya sendiri. Namun, itu tetap tidak mengubah kenyataan bahwa saat ini, Wilona justru memperburuk keadaan.Damar menatap Rachel dengan sungguh-sungguh. "Aku ingin kau tetap berada di sisiku, Rachel. Aku tidak bisa menghadapi ini sendirian."Rachel menatapnya dengan lembut, lalu mengangguk. "Aku akan selalu di sini, Arman. Aku janji."Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, Damar merasa ada seseorang yang benar-benar mendukungnya. Meski dunia terasa begitu berat, setidaknya dia tahu ada satu orang yang bisa dia andalkan.Di tengah keheningan yang melingkupi ruangan, Damar menatap Rachel dengan penuh arti. Ada kelelahan dalam sorot matanya, tetapi juga ada sesuatu yang lain sesuatu yang lebih dalam. Sesuatu yang telah lama ia tahan, tapi kini semakin sulit untuk diredam. “Rachel…” suara Damar terdengar serak, nyaris sepert
Huling Na-update : 2025-06-12 Magbasa pa