Semua Bab Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang: Bab 61 - Bab 70

Laura mengingat kembali apa yang terjadi antara dirinya dan Nicholas di Gudang tua itu. Mungkin keputusannya waktu itu seperti orang bodoh karena hanya berpikir tentang dirinya sendiri, tentang bagaimana dia tidak bisa hidup tanpa suaminya.Nicholas tidak butuh tatapan kasihan darinya, bagaimana pria itu begitu kesakitan karena tertimpa kayu yang begitu berat, seperti apa kakinya yang remuk karena kayu tersebut. Nicholas hanya menginginkan dirinya selamat tetapi dia mengabaikan hal tersebut.“Bagaimana mungkin aku meninggalkan suamiku saat dia benar-benar membutuhkanku?” gumam Laura membayangkan rasa sakit yang Nicholas rasakan.Tomshon yang berdiri menatap Laura, tidak menyalahkan sikap dan keputusan yang telah wanita itu pilih.“Aku bisa mengerti perasaanmu, keputusanmu tidak sepenuhnya salah. Untuk saat ini, Nicholas hanya membutuhkan waktu untuk sendiri. Kamu juga butuh waktu untuk beristirahat dan memulihkan kesehatanmu. Jika sudah benar-benar sehat, kamu bisa menemuinya.” Tomsho

Tangan Laura meremas bantal yang berada di sebelah kanan dan kiri kepala Nicholas, menahan gairah. Dia menatap suaminya yang tampan, masih tidak percaya bahwa Nicholas Giordano Pierre, pemilik perusahaan Pierre Group, pria yang diincar banyak wanita adalah suaminya.Dia yang merasa hanya wanita biasa, seakan bermimpi telah menikahi seorang Pierre, bahkan sekarang sedang bergerak di atasnya berbagi kenikmatan dengannya.Memikirkan semua itu, Laura menjadi sedikit emosional. Dia menekan tangan Nicholas dan menekannya di sana. “Gini giliranmu,” ujar Laura memberi estafet percintaan.Dengan seringai penuh arti, Nicholas menggerakkan bagian tubuh bawahnya, membuat Laura terbelalak dengan rasa penuh yang dirasakan, dengan senang hati dia menyambut tamu yang berada di dalam rumahnya.Malam itu menjadi malam yang begitu panas, meski di luar kabut turun begitu pekat, peluh mereka tetap bercucuran dan tidak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk mengakhir percintaan tersebut.Sayangnya seb

Tubuh Laura sangat lelah karena perjalanan yang panjang. Pesawat yang mereka naiki, sempat transit beberapa jam di Swiss, kemudian melanjutkan penerbangan menuju Athena. Laura juga mengalami sedikit jet lag. Mata lelah Laura tiba-tiba terbelalak, saat dirinya membaca tulisan ‘Athens International Airport Eleftherios Venizelos’. Rasanya seperti mimpi jika dirinya bisa menginjakkan kakinya di Negeri Para Dewa.“Nicholas! Cubit tanganku!” kata Laura kepada suaminya.“Apa?” tanya Nicholas bingung.“Cubit tanganku! Cepat!” kata Laura lagi.Nicholas melakukan apa yang diminta istrinya, dia mencubit tangan Laura dengan sedikit kekuatan.“Sakit! Kenapa cubitanmu sakit sekali?” gerutu Laura, sambil mengusap bekas cubitan Nicholas.“Tadi katanya suruh cubit.”“Iya, tapi jangan keras-keras juga! Sakit!”Nicholas tersenyum melihat ekspresi istrinya tersebut. “Apakah kamu tidak keberatan jika kita menginap terlebih dulu di Athena? Besok baru kita ke Santorini. Akan sangat menyenangkan jika kita ke

Suatu malam, Laura yang bersandar di dada Nicholas berkata jika dia sudah merindukan rumahnya sendiri.“Aku sudah puas di sini. Apakah kita bisa pulang?” tanya Laura sambil mengusap dada telanjang suaminya setelah aktivitas panas mereka.Nicholas menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan juga istrinya kemudian berkata, “Kita akan segera pulang kalau kamu sudah puas di sini.”Memang benar, seindah apa pun negeri orang, tentu akan tetap merindukan rumah dan akan kembali ke sana. Sejauh apa pun menjelajah dan berjalan, rumah adalah tempat terakhir yang dituju.Setelah Laura mengatakannya, keesokan paginya Nicholas memesan penerbangan untuk pulang. Hari itu juga, mereka mendapatkan tiket dan kembali menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke rumah.Di hari berikutnya, mereka sampai rumah saat hari sudah hampir malam. Laura yang kelelahan dengan perjalanan mereka, sudah terlelap di kursi mobil. Beruntung mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu di bandara setelah turun dari pesawat

Beberapa tahun berlalu dan hari yang tidak Susan duga terjadi. Sebuah mobil mewah yang tampak asing berhenti di depan kediaman keluarga Pierre. Susan yang sedang berada di taman merasa penasaran, siapa tamu yang berkunjung sepagi ini?Matanya terbelalak kaget saat mengetahui siapa yang keluar dari mobil tersebut. Pria yang dirindukannya berdiri di sana, tampak gagah dan sangat tampan. Penampilannya berbeda jauh dengan pemuda yang terakhir kali pergi dari rumah ini.Pemuda itu tumbuh menjadi seorang pria yang sangat mempesona. Tampil begitu rapi dengan kacamata hitam yang membuatnya terlihat sangat misterius. Dia berjalan di belakang Fernando dan tampak begitu dominan.Susan menelan ludah untuk menekan gairah yang tiba-tiba muncul. Ada apa dengan dirinya? Seumur hidupnya, baru kali ini dia merasakan sesuatu yang aneh terjadi berdesir di dadanya.Untuk menyambut kepulangan dan keberhasilan kedua putranya yang telah lulus dengan nilai terbaik, keluarga Pierre mengadakan pesta. Awalnya pe