“Tidak udah dimasukkan ke hati, ya, perkataan teman-teman Ibu,” ucap Dahlia ketika mereka sudah melakukan aktifitas lainnya, merangkai bunga hias untuk diletakkan sebagai pengharum ruangan. “Tavisha justru yang nggak enak sama Ibu.” Tavisha tertunduk malu. Meski jemarinya sambil memotong ujung bunga sedap malam. “Lho, kenapa harus nggak enak?” Dahlia mengulum senyum seolah ingin meyakinkan menantunya, perkataan itu tidak pernah ia masukkan ke dalam hati. Namun, Tavisha tak menjawab. Ia hanya menggedikkan bahu tanda ia sendiri tak tahu. “Lagipula, kalian nikah belum lama. Dan kamu juga masih kuliah. Ibu bisa memaklumi itu.” Dahlia meletakkan bunga di tangannya ke meja, lalu mengusap rambut sang menantu dengan penuh kehangatan. “Kalian bisa saling menerima pernikahan ini saja, sudah membuat Ibu bahagia. Jadi, jangan pernah berpikir kalau Ibu menuntut kamu harus buru-buru kasih cucu, oke?” Sungguhan, Tavisha terharu mendengar kalimat yang Dahlia lontarkan padanya. Selama ini, ia
Last Updated : 2025-09-05 Read more