Home / Rumah Tangga / Istri Tawanan Abdi Negara / Bab 58 - Tatapan Itu …

Share

Bab 58 - Tatapan Itu …

Author: ekaphrp
last update Last Updated: 2025-09-07 22:41:03
Tatapan Yudha cukup lama mengamati, ada kegugupan yang ditutupi oleh sang istri. Namun, melihay ekspresinya yang grogi—membuat Yudha ingin menjahili.

“Beraninya cium saat saya tidur.”

Glek.

Bola mata Tavisha membulat. Suara serak, ciri khas orang bangun tidur—terngiang di telinganya. Membuat bulu kuduknya meremang hanya dengan di tatap tanpa ekspresi yang jelas suaminya.

“Aaa … itu … aku ….”

Tavisha mencoba mengambil jarak, namun lengan itu melingkar di pinggang bak tali yang mengikat.

“Ternyata kamu nakal juga, ya.”

“Eung … nggak, Mas.”

“Belajar darimana cium diam-diam orang seperti itu?”

Pipi Tavisha seketika merona. Manik matanya berputar, mencari objek untuk menghindari tatapan suaminya.

“Mas … aku ….”

“Lucu sekali sih, kamu.”

Yudha pun tersenyum seraya menjaga jarak.

Ia tidak benar-benar menginginkan hak sebagai seorang suami. Apalagi dengan kondisi Tavisha yang masih trauma. Ia tidak ingin membuat perempuan itu semakin ketakutan.

“Mas, ih!”

Tavisha memukul dada bi
ekaphrp

Kira-kira siapa hayo? Yuk kasih aku gem yang banyak biar semangat updatenya.

| 10
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
keknya bapknyyaa c Yudha dehh yang neror c tavisha .
goodnovel comment avatar
Wulan Ruslan
Baru manis-manis udah bikin syok aja Tavisha
goodnovel comment avatar
Wulan Ruslan
Yaaaa ampun merinding banget di pantau dari jauh hikssss
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 62 - Teror dan Ancaman.

    “Bu, boleh Tavisha ikut?” Akhirnya Tavisha mencekal lengan Dahlia ketika wanita itu hendak keluar pintu utama. Sungguhan, ia tidak bisa tenang. Jantungnya terus berdetak seperti genderang perang. Ia merasa seolah benda tengah memperhatikan, bagaikan teror dan ancaman dalam diam. Dahlia yang semula hendak pergi, langsung menoleh kembali. “Ikut?” tanyanya, memastikan. Semula Dahlia pikir Tavisha tidak akan suka acara membosankan seperti ini. Itu mengapa, ia tidak memberi penawaran untuk ikut bersamanya. Namun, tiba-tiba saja Dahlia merasa terkejut. Menantunya menahan dan meminta ikut. “Iya, Bu. Soalnya … Tavisha takut bosan sendirian.” Dahlia melirik pada ajudan yang sudah menunggunya di halaman rumah. Ia pun meminta waktu lebih lama selagi Tavisha bersiap-siap. Dahlia menarik tangan sang menantu, membawanya untuk bergegas. Beruntung postur tubuh mereka mirip. Jadi, ia hanya perlu meminjamkan seragam pia miliknya. “Kamu pasti tidak bawa seragam pia, ‘kan?” Tavisha

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 61 - Delusi

    Sepasang mata menatap dua anak manusia yang baru saja turun dari kamar. Tak ada godaan atau ejekan. Namun, dari sorot mata itu … tampak jelas ada gurauan yang tersirat. “Sudah mandinya?” tanya Dahlia yang sudah lebih dulu menyantap sarapan di atas meja. Dan … bodohnya, dua anak manusia itu tak langsung menjawab. Seolah-olah berpikir bahwa pertanyaan perempuan itu mengandung makna tersirat. “Ayo, makan! Supnya sudah dingin. Mau dihangatkan lagi?” Dahlia dibersamai garis tipis di bibirnya, menatap anak dan menantunya yang baru saja mendaratkan bokong di seberangnya. “Tidak perlu, Bu.” Yudha yang lebih dulu menjawab. Sebab, Tavisha merasa sangat gugup. Belum netral degup jantung yang dibuat oleh suaminya. Kini, Dahlia menatap ke arah mereka layaknya tersangka. “Ya sudah, makan dulu.” Kemudian Dahlia beralih ke arah Tavisha yang hanya bergeming sejak kedatangannya. Hanya berbalut kaos dan celana jeans, perempuan itu tampak lebih segar daripada sebelumnya. Bahkan dengan

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 60 - Hangat Membara

    “Kenapa curi start?”Satu pertanyaan melesat dari bibir Yudha. Tangannya bertumpu di atas wastafel. Tepatnya, di sisi kanan dan kiri sang istri. Tubuh itu condong, membuat jarak di antara mereka kian terkikis sempurna. Wajah keduanya hanya berjarak satu jari. Bahkan, Tavisha bisa merasakan hembusan napas hangat itu menyapu wajahnya.“Cu-ri … start?”Tavisha bingung, tapi ia cukup dewasa untuk memahami kalimat suaminya.“Hmmmm,” gumam Yudha.“…”“Seharusnya saya buat kamu rileks.”Perempuan itu tersipu. Ia tertunduk malu. Bibirnya terkatup. Entah mengapa tiba-tiba saja jantungnya berdetak tak karuan. Apalagi, melihat tatapan Yudha seperti tengah memangsa. Sementara Yudha, tetap tak bergeming. Mengamati ekspresi sang istri yang tersipu malu membuatnya ingin semakin menggoda. Tangan kirinya masih menekan wastafel, sementara tangan kanan menahan dagu istrinya yang tertunduk. Tatapannya dalam, seolah tak ingin memberi ruang untuk berkelit.“Kalau ada yang buat kamu rileks,” suaranya merend

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 59 - Sepasang Mata

    Yudha berhenti tepat di depan Tavisha saat putaran pertama ronde kedua. Ia melihat ada ketakutan dari sepasang mata istrinya. “Tavisha …,” panggil Yudha. Pria itu berlutut di bahwanya dan mendongak, memastikan bahwa perempuan itu baik-baik saja. “Ada apa?” Yudha memindai sekitar, mengikuti arah pandang Tavisha yang tampak begitu ketakutan. Belum lagi, tangan mungil itu bergetar di atas pangkuan. “Hei … kamu dengar saya?” Kali ini, Yudha menggenggam tangan istrinya, menghentaknya pelan hingga menarik kembali kesadaran Tavisha. “Mas?” “Ada apa? Wajah kamu pucat.” Tavisha menatap sang suami, seolah mencari perlindungan. “Mas, aku lihat orang itu …,” gumam Tavisha, jujur. Kepalanya tak bisa diam. Ia berusaha menemukan sepasang mata yang sebelumnya menatap tajam ke arahnya. Namun, saat Yudha datang—orang itu langsung menghilang. “Orang itu … orang yang mana?” “Dia yang … menyusup ke rumah.” Bibir Tavisha gemetar saat mengatakannya. Ia benar-benar tak tahu, apakah i

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 58 - Tatapan Itu …

    Tatapan Yudha cukup lama mengamati, ada kegugupan yang ditutupi oleh sang istri. Namun, melihay ekspresinya yang grogi—membuat Yudha ingin menjahili. “Beraninya cium saat saya tidur.” Glek. Bola mata Tavisha membulat. Suara serak, ciri khas orang bangun tidur—terngiang di telinganya. Membuat bulu kuduknya meremang hanya dengan di tatap tanpa ekspresi yang jelas suaminya. “Aaa … itu … aku ….” Tavisha mencoba mengambil jarak, namun lengan itu melingkar di pinggang bak tali yang mengikat. “Ternyata kamu nakal juga, ya.” “Eung … nggak, Mas.” “Belajar darimana cium diam-diam orang seperti itu?” Pipi Tavisha seketika merona. Manik matanya berputar, mencari objek untuk menghindari tatapan suaminya. “Mas … aku ….” “Lucu sekali sih, kamu.” Yudha pun tersenyum seraya menjaga jarak. Ia tidak benar-benar menginginkan hak sebagai seorang suami. Apalagi dengan kondisi Tavisha yang masih trauma. Ia tidak ingin membuat perempuan itu semakin ketakutan. “Mas, ih!” Tavisha memukul dada bi

  • Istri Tawanan Abdi Negara   Bab 57 - Maafkan Aku, Mas

    Tubuh mungil itu menggigil karena ketakutan. Yudha bisa merasakan bagaimana Tavisha gemetar dalam pelukannya. Dan itu, cukup menyesakkan dada. Ia tak pernah melihat perempuannya segemetar ini. Meski ia tahu bahwa Tavisha ini sosok yang rapuh meski diluar sangat terlihat keras kepala. Tapi, rasanya ia tak sanggup membayangkan trauma yang dialami sang istri. Benar kata ibunya, ada luka yang tak terlihat. “Pssst, saya disini, Tavisha. Jangan takut,” ucap Yudha seraya menenangkan. Kemudian, ia langsung membopong sang istri dan membaringkannya di ranjang. Semua terasa seperti de javu. Yudha ingat sekali saat ia menemukan Tavisha dalam keadaan yang sama. Berbalut bathrobe dengan keadaan tak berdaya. “Nak, ada apa?” Terdengar suara samar dari pintu itu bergema. Sepertinya, pekikan Tavisha sudah sampai ke telinga ibunya. Yudha hendak berdiri, memberitahu wanita di balik pintu tersebut. Namun, tiba-tiba jemari kecil Tavisha tak mengizinkannya beranjak. “Jangan pergi, Mas. Jangan tingga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status