Semua Bab Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan: Bab 11 - Bab 20

"Mas... ayo makan," Dua orang yang saling berdekatan langsung terperanjat dan menjauh, Anjani kembali duduk di sebelah Baskara. Semua orang sudah berkumpul kemudian makan bersama. Setelah beres Melati memilih untuk langsung pulang, jelas karena Baskara sudah menjanjikan dia akan datang ke apartemen malam nanti."Aku tunggu nanti malam, love you..." Pesan itu dikirim oleh Melati saat dirinya sudah masuk ke dalam mobil.Baskara yang membaca lewat layar depan langsung mematikan layar ponselnya dan menyimpan di saku."Kamu beresin dapur, terus cek bahan-bahan apa yang sudah habis di dapur," Ucap Bu Lili setelah melihat kepergian Melati"Iya Bu," Tanpa penolakan Anjani langsung ke dapur membereskan bekas makan, merapikan kembali semuanya.Anjani membuka isi kulkas, mengecek kebutuhan dapur yang sudah habis. Dia akan pergi belanja bulanan jika sudah diberikan uang oleh suaminya setelah gajian.Pintu kamar di buka pelan oleh Anjani, "Mas, bahan dapur banyak yang abis. kayanya aku udah harus

Dokter Andreas membawa mobil dengan kecepatan penuh, dia menuju tempat yang sudah ditentukan untuk mengadakan rapat penting bersama petinggi rumah sakit lainnya. Dokter Andreas sendiri sudah menjadi direktur utama di rumah sakit milik keluarganya, hanya saja dia selalu bekerja di belakang layar. Pak Prawira Wijaya selaku ayah dari dokter Andreas meminta anaknya untuk mengambil alih rapat kali ini. Rapat perihal evaluasi terhadap kinerja para medis, baik dokter maupun perawat, yang bekerja di rumah sakit miliknya. Hampir enam bulan ini aduan dari keluarga pasien semakin meningkat terutama terhadap pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit. "Akhirnya datang juga lu," ucap pria yang usianya sama seperti dokter Andreas namun tubuhnya lebih pendek. Dokter Andreas membetulkan lengan baju yang sebelumnya terlipat, "Sorry... Ada kendala sedikit tadi di jalan, gimana semua udah datang?" tanyanya. Pria itu mengangguk, "Sudah. Mereka udah nunggu elu dari lima belas menit yang lalu," jelasny

Baskara tidak mendengar permintaan istrinya, dia tetap mencengkram Anjani. "Mas, aku udah hubungin kamu beberapa kali, tapi kamu nggak jawab telpon aku sekalipun. Aku mutusin buat naik taksi tapi gak dapet, akhirnya dokter Andreas yang anterin aku, karena aku udah nunggu kabar dari kamu lebih dari satu jam mas," bela Anjani, dia berharap suaminya sedikit luluh saat mendengar penjelasannya. Baskara langsung menghempaskan tangan istrinya dengan kasar, entah kenapa hatinya terusik saat Anjani menyebut nama dokter Andreas. "Dokter itu yang periksa kamu pas di klinik kan?" tanya Baskara dengan nada menuntut. Anjani hanya bisa mengangguk sambil mengelus lengannya. "Iya bas, dokter itu yang kerja di klinik itu. Sekaligus yang periksa Anjani," Bu Lili angkat bicara lagi "Bas, jangan-jangan kalau kamu lagi gak di klinik nungguin Anjani mereka itu diam-diam deket lagi," tuduhnya. Tatapan Anjani langsung sendu. Lagi dan lagi mertuanya memperkeruh keadaan, tidak pernah sekalipun bersikap bij

Baskara sudah sampai di apartemen, dia menunggu lift yang membawanya ke lantai dimana Melati tinggal. Saat pintu lift terbuka Baskara berjalan dengan terburu-buru sampai tidak sadar di depannya ada orang dan menabraknya."Eh sorry ya," ucap Baskara. "Saya nggak sengaja," lanjutnyaOrang itu, Clarissa, tersenyum kecil, "It's okey," jawabnya.Baskara langsung berjalan kembali sedangkan Clarissa melihat kepergian Baskara sambil menggelengkan kepala."Si Melati dikasih cowok kaya si Zaidan malah milih suami orang yang cuma modal tampang. Mana B aja lagi kalau kata gue," ucapnya sambil masuk ke dalam lift."Kenapa juga gue dapet talant kayak dia, ya? Kalau tahu gini gue mending jadi manager yang lain aja," gumam Clarissa, dia menyandarkan tubuhnya ke lift.Pintu apartemen terbuka saat Baskara sudah menekan bel, Melati membuka pintu dengan senyuman yang mengembang. Dia menyambut Baskara dengan penuh bahagia, Baskara selalu senang disambut melati dengan pemandangan yang jelas menyegarkan mat

Deg…Anjani langsung membeku mendengar penuturan mertuanya. Hati Anjani seperti diremas, selain tidak habis pikir mertuanya selalu menuduh dia menghabiskan uang Baskara dan menganggap dirinya tidak memiliki penghasilan sendiri. Tapi dia juga tidak menyangka ibu mertuanya bisa terang-terangan menyesali keputusannya membiarkan Anjani menjadi istri dari anaknya."Maksud ibu apa ya?" tanya Anjani nadanya sedikit pelan tapi tatapannya menuntut penjelasan.Bu Lili malah menyeringai saat melihat wajah sendu menantunya."Kamu emangnya gak tahu kalau Melati itu mantan pacar Baskara waktu SMA? Mereka itu udah pacaran lama, cuma putus gara-gara Melati mutusin buat sekolah modeling. Bodohnya, Baskara gak bisa sabar dan malah milih nikah sama kamu. Lihat sekarang! Melati udah jadi model terkenal dan Baskara cuma dapet istri pengangguran," hinanya dengan mulut enteng.Mata Anjani sudah berkaca-kaca, hatinya seperti ditikam sesuatu sampai terasa sesak. Akhirnya dia memilih meninggalkan ibu mertuanya