Baskara yang terlanjur dikuasai amarah, langsung meminta Anjani untuk keluar dari rumah. Tanpa penolakan dan tanpa merasa keberatan, Anjani menuruti kemauan suaminya. Bu Lili yang melihat kepergian menantunya sedikit merasa lega. Kali ini dia tidak takut kehilangan Anjani, karena ada Melati yang akan menjadi menantunya. Sudah hampir magrib Anjani pergi. Dia menangis sendiri sambil berjalan tanpa arah. Anjani keluar dari area rumah mertuanya. Ketua RT yang melihat kepergian Anjani dengan wajah sembab dan langkah lemas langsung menghampirinya. "Neng... Neng Anjani…?" panggil pak RT. Anjani mengusap ujung matanya dan menarik napas sesaat, kepalanya menoleh dan tersenyum kepada pak RT. "Iya pak RT... Ada apa?" tanya Anjani dengan sopan. Pak RT langsung menghampiri, "Mau kemana neng? Tumben mau magrib kaya gini masih di luar..." ucapnya. Matanya terlihat biasa saja, tapi kenyataannya Pak RT menelisik dalam diam. "Emmm... Itu pak, saya ada urusan tadi kelupaan, jadinya saya pergi sek
Keputusannya... Mas gak bisa selesaikan hubungan mas dengan Melati," Hati Anjani yang awalnya tenang itu langsung hancur seketika. Hatinya kembali berdesir merasakan luka yang kembali ditoreh oleh suaminya. "Mas gak bisa, Jan... Mas dengan kesadaran penuh meminta kamu mengizinkan hubungan mas dengan Melati sekaligus mas mau minta izin... Mas mau mempersunting Melati untuk menjadi istri kedua mas," lanjut Baskara. “Apa?” Tubuhnya seperti tersambar petir, Anjani meremas mukenanya dengan kencang menyalurkan keterkejutannya mendengar penuturan suaminya. "Mas harap kamu mengizinkan, mas yakin kamu paham dalam agama kita, seorang laki-laki bisa memiliki istri lebih dari satu dan itu diizinkan oleh agama," lanjutnya lagi tanpa mau tahu bagaimana perasaan Anjani saat ini. Anjani menyunggingkan senyum getir, senyuman dengan sirat kesakitan. "Alasan apa yang mendasari kamu untuk memilih dia menjadi istri kedua kamu mas?" tanya Anjani tanpa menatap Baskara. Baskara langsung duduk tegap
Dua orang melaju menuju suatu tempat yang sudah ditentukan, Clarissa membawa mobil dengan fokus. Sesekali mulutnya bernyanyi diiringi musik yang sudah ia putar.Jalanan yang cukup lengang membuat mobil itu melaju mulus tanpa hambatan. Di sampingnya, Melati sibuk dengan ponsel dan bernyanyi pelan sama seperti Clarissa."Mau apa lagi sih lu ketemu si Baskara?" tanya Clarissa nadanya sedikit ketus belum lagi ekspresinya yang sudah jengah."Hmmm..." Melati bergumam tapi bibirnya terangkat lebar, "Ya gue mau ketemu dia lah, ada yang mau gue obrolin sama dia, jadi yaudah. Mumpung gue gak ada jadwal mending ketemu dia kan," lanjutnya lagi tanpa memudarkan senyumnya sedikit saja.Clarissa mencebik ,"Ck... Ribet amat sih hidup lu, udah ketahuan sama bininya masih aja nekat... Mending lu cut off aja lah tuh si Baskara. Lagian mokondo begitu malah lu tampung, heran gue," omelnya.Ia sudah berusaha agar Melati tidak terus berurusan dengan Baskara. Selain karena tidak setuju karena status Baskara
Malam harinya Andreas makan malam bersama keluarganya, sudah menjadi kebiasaan di keluarga Hadijaya makan malam dijadikan waktu untuk kumpul keluarga setelah mereka melakukan aktivitas masing-masing di luar rumah.Bu Clarissa sendiri yang selalu membuat makan malam meski tetap dibantu oleh ART nya, karena bagi Bu Clarissa menyajikan makanan untuk anggota keluarganya langsung adalah salah satu bentuk ia mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya."Nak, gimana sama tawaran Tante Devi? Dia tadi telpon Mamih lagi nanyain kapan kamu mau ketemu anaknya," ucap Mamih Clarissa. Andreas tidak menyahuti, ia hanya asik mengunyah tidak tertarik dengan pertanyaan ibunya."Mamih itu tahu kalau kamu paling gak suka kalau soal kaya gini... Tapi mamih juga gak enak nolak permintaan Tante Devi," lanjutnya. Andreas masih tetap diam. Bukan sekali dua kali Andreas mendapatkan ajakan bertemu dengan anak dari teman orang tuanya, tapi sekali pun Andreas tidak pernah berminat sedikit pun."Mih, pasti mamih tah
Beberapa hari berlalu, Andreas dan Yudistira saat ini sedang berada di ruang rapat, mereka membahas perihal progres pembenahan di rumah sakit miliknya. Andreas tidak ingin lengah untuk kali ini karena reputasi rumah sakit yang ia pimpin yang menjadi taruhannya.Yudistira mendatangkan ahli untuk kembali dilakukan pelatihan. Beberapa perawat yang sudah dievaluasi dan terindikasi menyalahi aturan langsung dikeluarkan, agar tidak ada lagi oknum perawat yang tidak menjalankan tugasnya sesuai SOP."Saya harap pelatihan kali ini memberikan ilmu baru untuk para sejawat, kita memerlukan upgrade agar para tenaga medis yang ada di rumah sakit Citra Medika tidak tertinggal dan selalu menjadi yang terdepan. Jadi saya harap para medis memanfaatkan fasilitas pelatihan kali ini dengan baik dan mengimplementasikannya dengan baik juga.”Andreas bertutur setelah perwakilan dari pihak pelatihan yang ditunjuk oleh dirinya memaparkan hal-hal yang akan diberikan kepada para karyawan rumah sakit.Di ruangan
Setelah berbicara berdua, Anjani dan Baskara sedikit lebih tenang. Anjani mencoba memberikan kepercayaan kepada Baskara untuk bisa menyelesaikan urusannya dengan Melati. Setidaknya Anjani sudah meminta agar suaminya menyelesaikan hubungannya dengan wanita itu, ia berharap suaminya mengakhiri hubungan terlarangnya demi keutuhan rumah tangga. Anjani pikir tidak ada salahnya jika memberikan kesempatan kedua dan memberikan kepercayaan kepada Baskara, siapa tahu kesempatan itu digunakan Baskara dengan baik. Setelah keduanya menginap satu hari di rumah orang tua Anjani, mereka kembali ke rumah Bu Lili. Baskara jelas tidak ingin membuat mertuanya curiga apalagi sampai tahu soal permasalahan yang sedang mereka hadapi. Baskara harus mencari aman dari pada ia harus menghadapi pak Sanjaya dan juga Abang Anjani. Bu Lili langsung menatap sinis saat melihat Anjani kembali ke rumahnya, ia pikir Anjani akan menginap di rumah orang tuanya cukup lama atau bahkan tidak kembali. Tapi ternyata salah jus