Setelah percakapan yang penuh ketegangan dengan Darmawan, Rania merasa lebih jelas mengenai tujuan yang harus ia capai. Darmawan bukan lagi ayah yang ia kenal, melainkan seorang penguasa yang lebih berambisi dari siapapun yang pernah ia temui. Untuk itu, Rania tahu ia tidak bisa melawan sendirian.Di ruang pertemuan yang sepi, Rania berdiri menghadap meja besar yang dipenuhi dengan berkas-berkas dan bukti-bukti yang telah dikumpulkan selama ini. Sinta, yang berada di sampingnya, memperhatikan setiap langkah Rania. Mereka tahu, ini adalah saat yang menentukan.“Aku sudah memikirkan semuanya,” kata Rania, matanya fokus pada peta strategi yang terbentang di meja. “Jika kita ingin mengalahkan Darmawan, kita harus merusak fondasi yang dia bangun. Ini bukan hanya tentang keluarga, ini lebih besar dari itu. Kita harus menyerang di titik yang tidak pernah ia duga.”Sinta mengangguk setuju, menatap Rania dengan penuh rasa hormat. “Apa yang kau pikirkan, Ran?”Rania menghela napas, merapikan
Terakhir Diperbarui : 2025-09-04 Baca selengkapnya