Langit sore menggantung kelabu di atas Lapas Kertajaya, tempat Rangga dikurung. Dia sudah dipindahkan beberapa waktu lalu. Dari balik jeruji besi, Rangga duduk di pojok sel, membaca sebuah kecil yang sudah lusuh. Di antara narapidana lain, dia dikenal sebagai pribadi yang tenang, taat aturan, dan sering membantu para sipir. Tapi semua itu hanya topeng.“Rangga, kamu ikut bantu bungkus makanan buat blok C, ya?” tanya Sipir Yuda lewat teralis.Rangga menutup bukunya dengan senyum ramah. “Siap, Pak. Saya langsung ke dapur, ya.”“Bagus. Kamu memang napi teladan,” puji Yuda.Rangga berjalan menuju dapur dengan langkah ringan, menyembunyikan debaran jantung yang cepat. Dia tidak peduli dengan pujian. Yang dirinya pikirkan hanyalah satu, kabur dari penjara ini sebelum ulang tahunnya, dua minggu lagi.Sesampainya di dapur, Rangga bertemu dengan Darman, napi tua yang bertugas di sana.“Rangga, kamu lagi,” gumam Darman, mencincang bawang.“Aku suka kerja di sini, Bang. Bersih, tenang,” ucap Ra
Last Updated : 2025-07-25 Read more