Dari sudut mataku, aku melihat Liam yang menggosok ujung jarinya. Itu adalah tanda dia merasa tidak senang.Ketika aku sedang makan, asistennya Elisa tiba-tiba berjalan ke sisiku. Sebelum aku sempat mendongak, dia sudah melempar sebuah kain ke supku sehingga tubuhku terciprat minyak.“Nanti, pergi bersihkan mobil Elisa.”Hari ini, hujan turun sangat deras. Bagian luar mobil Elisa dipenuhi dengan lumpur. Aku tidak menanggapi ucapannya, hanya menyeka tanganku dengan acuh tak acuh. Melihat aku yang tidak bergeming, asistennya Elisa itu melangkah maju dan berseru di samping telingaku, “Kamu tuli? Memangnya kamu nggak bisa jawab, kamu dengar omonganku atau nggak? Dasar orang nggak berpendidikan!”Seusai berbicara, dia mengulurkan tangannya ke arah kerah bajuku.Aku menunduk pada Liam karena aku mencintainya. Namun, itu tidak berarti bajingan mana saja bisa bertindak seenaknya terhadapku. Aku langsung mengambil sisa makananku dan menuangkannya ke kepala asistennya Elisa.“Memangnya ayahmu
Read more