Aku sudah bersama dengan seorang aktor terkenal selama tujuh tahun dan menikah diam-diam selama lima tahun. Demi kariernya, aku perlu minum-minum sampai aku mengidap tukak lambung. Aku bahkan membiarkan harga diriku diinjak-injak orang lain. Namun, dia malah pergi berkencan dengan seorang aktris yang terkenal lugu di dunia hiburan dan berciuman di bawah kembang api. Dia juga menyuruhku untuk lebih bermurah hati dan jangan menimbulkan keributan. Setelahnya, aku pergi dinas dan terjebak longsor. Aku meneleponnya dengan ketakutan untuk yang terakhir kalinya. Namun, yang kudengar malah adalah dirinya yang sedang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk aktris sok suci itu. Ketika seluruh harapanku pupus dan aku mengajukan cerai, dia malah memohon padaku untuk tidak meninggalkannya seperti orang gila. Dia bahkan mengungkapkan hubungan pernikahan kami ketika menerima penghargaan. Hubungan yang sudah berlangsung selama tujuh tahun ini akhirnya diketahui orang-orang. Namun, kali ini, aku sudah tidak menginginkannya. ...
Lihat lebih banyakSetelah hari itu, Liam tidak pernah muncul di hadapanku lagi. Sebaliknya, Edward akan datang ke perusahaan untuk mencariku dengan alasan yang berbeda setiap hari.Sejak ciuman waktu itu, ada semacam atmosfer yang tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata yang menyelimuti kami. Namun, akal sehatku memberitahuku bahwa aku tidak boleh membuang-buang waktunya.Sore ini, Edward membawa makanan yang dimasaknya sendiri ke kantorku.“Pembantu rumahku masak kebanyakan. Ayo temani aku makan.”Melihat raut wajahnya yang penuh siasat, aku mengangguk. Mungkin karena tidak menyangka bahwa hari ini aku akan menyetujui permintaannya dengan semudah itu, Edward merasa agak terkejut.Saat makan sampai setengah, aku akhirnya berkata, “Edward, aku nggak layak menerima perlakuan seperti ini darimu. Kamu ... bisa dapatkan orang yang lebih baik.”Gerakan Edward yang sedang mengambil sayur terhenti sejenak. Matanya juga seketika memerah. Tepat ketika aku mengira dia tidak akan membalas ucapanku, Edward meng
“Jangan suka nuduh orang lain jadi orang ketiga. Kenapa kamu nggak ucapkan kata-kata itu pada Elisa yang berdiri di belakangmu? Bukannya dia barulah orang ketiga yang membuat kita cerai!”Suaraku tidak besar, tetapi cukup besar untuk didengar para rekan kerja yang suka bergosip.Liam boleh menindasku, tetapi Edward tidak bersalah. Mungkin karena tidak menyangka aku akan membela Edward, mata Liam langsung memerah.“Kamu ... kenapa kamu mengatai aku seperti itu?”Suara Elisa terdengar penuh kesedihan. Air matanya juga hampir bergulir. Aku mengabaikannya, lalu menarik tangan Edward yang sedang berpura-pura menonton pertunjukan di samping.Ketika aku berjalan melewati Liam, dia malah menahan tanganku. Hanya dalam waktu semenit, pria di hadapanku itu sudah kembali rasional.“Kalau kamu nggak mau dia dipecat dari perusahaan ini, sebaiknya kamu batalkan perceraian kita.”Dulu, Liam paling benci menyelesaikan masalah dengan mengandalkan koneksi. Sekarang, dia ternyata juga menjadi orang yang p
Aku merasa heran. Namun, begitu memikirkan aku akhirnya terlepas dari Liam, aku pun merasa bersemangat sampai tidak bisa tidur. Tak disangka, di pesta penyambutan karyawan baru perusahaan, aku malah bertemu dengan Elisa dan Liam lagi.Elisa berjalan ke hadapanku dengan membawa segelas alkohol. “Kak Evelyn, terima kasih atas bantuanmu sebelumnya.”Asistennya Elisa berdiri tidak jauh di belakang. Tatapannya dipenuhi dengan ejekan. “Bu Evelyn datang bersama Kak Liam? Oh salah, Bu Evelyn sudah dipecat.”Elisa berpura-pura marah dan menyuruh asistennya untuk diam. “Ngomong apa sih kamu! Memangnya siapa saja bisa tahu jadwal Kak Liam?”Ucapan Elisa memang benar. Ketika masih bekerja sebagai asisten Liam, aku juga belum tentu tahu di mana Liam berada, apalagi setelah bercerai. Namun, ketika melihat tampang sombong Elisa, ada sebuah pemikiran yang tiba-tiba muncul di benakku.“Apa Liam masih nggak bersedia kasih kamu status?”Ucapanku langsung membuat Elisa terpaku di tempat. Aku pun tertawa.
“Kamu benar-benar mau ... cerai denganku? Sudah kubilang, aku nggak akan menceraikanmu. Kamu jangan berharap lagi.”Aku pun tersenyum, lalu teringat ucapan Liam begitu kembali tadi.“Bukannya kamu mau aku bantu Elisa?”Seolah-olah sudah bisa menebak apa yang akan kukatakan, Liam langsung menggigit bibirnya. Setetes air matanya langsung mengalir tanpa aba-aba. Dulu, aku paling takut melihatnya menangis. Setiap kali, aku akan merasa sangat sakit hati dan berharap diriku bisa menggantikannya menanggung kesedihan itu. Sekarang, aku sama sekali tidak bergeming setelah melihat air matanya.“Berhubung kamu sudah terima surat cerainya, bacalah isinya, lalu tanda tangan. Asal kamu tanda tangan, aku akan bantu Elisa untuk klarifikasi masalah itu.”Setelah mendengar ucapanku, surat cerai itu langsung terlepas dari genggaman Liam. Aku tahu seberapa besar pengaruh masalah kali ini terhadap Elisa. Dia pada dasarnya adalah aktris yang disokong oleh para kapitalis. Sekarang, dia malah merusak reputa
“Aku nggak mau ce ....”Sebelum Liam menyelesaikan kata-katanya, ada seorang perawat yang berjalan masuk. Dia pun segera menutup mulutnya.Aku lagi-lagi menertawakan diriku sendiri. Dia benar-benar sangat takut hubungan kami diketahui orang lain.Ketika mengganti obatku, mata perawat itu malah tidak berhenti melirik aku dan Liam. Tatapannya yang penuh dengan keinginan untuk bergosip membuat Liam mengernyit.“Dia itu cuma asistenku. Jangan lihat lagi.”Begitu gerak-geriknya ketahuan, perawat itu seketika merasa malu dan buru-buru keluar setelah mengganti obatku.Pada detik sebelumnya, Liam baru menolak untuk bercerai denganku. Namun, pada detik selanjutnya, dia malah mengatakan pada orang lain bahwa hubungan kami hanya sebatas teman, hanya sebatas atasan dengan bawahan.Ketika dia hendak menggenggam tanganku lagi, aku langsung menepisnya. “Sudah kubilang, jangan sentuh aku. Kamu membuatku merasa jijik.”Begitu mendengar ucapanku, Liam langsung menggigit bibirnya dengan kuat dan matanya
Dari sudut mataku, aku melihat Liam yang menggosok ujung jarinya. Itu adalah tanda dia merasa tidak senang.Ketika aku sedang makan, asistennya Elisa tiba-tiba berjalan ke sisiku. Sebelum aku sempat mendongak, dia sudah melempar sebuah kain ke supku sehingga tubuhku terciprat minyak.“Nanti, pergi bersihkan mobil Elisa.”Hari ini, hujan turun sangat deras. Bagian luar mobil Elisa dipenuhi dengan lumpur. Aku tidak menanggapi ucapannya, hanya menyeka tanganku dengan acuh tak acuh. Melihat aku yang tidak bergeming, asistennya Elisa itu melangkah maju dan berseru di samping telingaku, “Kamu tuli? Memangnya kamu nggak bisa jawab, kamu dengar omonganku atau nggak? Dasar orang nggak berpendidikan!”Seusai berbicara, dia mengulurkan tangannya ke arah kerah bajuku.Aku menunduk pada Liam karena aku mencintainya. Namun, itu tidak berarti bajingan mana saja bisa bertindak seenaknya terhadapku. Aku langsung mengambil sisa makananku dan menuangkannya ke kepala asistennya Elisa.“Memangnya ayahmu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen