Short
Suami Selebku Menolak untuk Cerai

Suami Selebku Menolak untuk Cerai

Oleh:  CiaraTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Bab
6Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku sudah bersama dengan seorang aktor terkenal selama tujuh tahun dan menikah diam-diam selama lima tahun. Demi kariernya, aku perlu minum-minum sampai aku mengidap tukak lambung. Aku bahkan membiarkan harga diriku diinjak-injak orang lain. Namun, dia malah pergi berkencan dengan seorang aktris yang terkenal lugu di dunia hiburan dan berciuman di bawah kembang api. Dia juga menyuruhku untuk lebih bermurah hati dan jangan menimbulkan keributan. Setelahnya, aku pergi dinas dan terjebak longsor. Aku meneleponnya dengan ketakutan untuk yang terakhir kalinya. Namun, yang kudengar malah adalah dirinya yang sedang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk aktris sok suci itu. Ketika seluruh harapanku pupus dan aku mengajukan cerai, dia malah memohon padaku untuk tidak meninggalkannya seperti orang gila. Dia bahkan mengungkapkan hubungan pernikahan kami ketika menerima penghargaan. Hubungan yang sudah berlangsung selama tujuh tahun ini akhirnya diketahui orang-orang. Namun, kali ini, aku sudah tidak menginginkannya. ...

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Di hari peringatan pernikahan, aku masuk rumah sakit karena mengalami pendarahan lambung.

“Wah! Aku baper banget! Yang satu aktor terkenal, yang satu aktris yang baru naik daun. Pasangan yang sama-sama kuat seperti ini benar-benar seperti cerita novel yang jadi kenyataan!”

“Berciuman di bawah kembang api dan tepi danau. Romantis banget!”

“Dengar-dengar, mereka sudah pacaran dari waktu sekolah. Sayangnya ... status sosial mereka nggak sepadan. Jadinya, Elisa mau nggak mau mengakhiri hubungan ini dengan pergi ke luar negeri ....”

Di koridor luar kamar rawat inap, dua orang perawat sedang mendiskusikan gosip malam ini. Jika tokoh utama pria dalam cerita ini bukanlah suamiku, itu memang adalah hal yang sangat romantis.

Berciuman ....

Aku hampir lupa kapan terakhir kalinya aku bergandengan tangan dengan Liam. Suara di luar masih berlanjut, sedangkan hatiku terasa nyeri seperti ditusuk jarum.

Ponselku tiba-tiba berdering. Ketika melihat layar yang menunjukkan nama “Sayang”, ada secercah harapan yang timbul dalam hatiku. Namun, begitu aku mengangkat telepon itu, yang terdengar malah adalah seruan marah Liam.

“Aku cuma suruh kamu pergi negosiasikan sebuah kerja sama, tapi kamu malah gagal mendapatkannya. Kalau kamu rasa dirimu nggak mampu, ngomong dong! Kok bisa ada orang yang begitu nggak berguna sepertimu!”

Senyumku seketika membeku. Sebelum aku sempat mengucapkan kata-kata “selamat hari jadi”, kata-kata itu sudah tercekat di tenggorokanku.

Dulu, demi mendapatkan setiap kesempatan untuk Liam, aku menemani klien minum-minum nyaris setiap siang dan malam. Malam ini, aku bahkan minum sampai tukak lambungku kambuh dan aku berlutut di hadapan mereka.

Sebelum pingsan, aku melihat wajah rekan bisnis di seberangku yang penuh dengan ejekan.

“Elisa cantik, tenang saja. kami sudah permainkan orang itu habis-habisan!”

“Untung saja Elisa berhasil mendapatkan kerja sama itu untukku. Kalau nggak, aku benar-benar akan malu dibuatmu!”

Suara Liam bercampur dengan suara sekelompok orang itu. Ketika terdengar suara Elisa memanggilnya, Liam langsung memutuskan sambungan teleponku dengan terburu-buru.

Lambungku terasa sakit dari waktu ke waktu. Obat pereda rasa sakit dalam infusku terasa seperti sudah kehilangan efeknya. Namun, rasa sakit di lambungku masih belum apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit di hatiku.

Sekitar semenit kemudian, Liam mengirim pesan kepadaku lagi.

[ Pergi ambil kontraknya! Malam ini, kamu harus membawa pulang kontrak itu! ]

Ketika melihat perawat berjalan masuk untuk menukar obatku, aku memejamkan mata dan membenamkan kepalaku ke bantal. Aku tidak ingin orang lain melihatku berlinang air mata.

“Tolong bantu uruskan prosedur keluar rumah sakitku, ya.”

Melihat wajahku yang pucat pasi karena kesakitan, perawat itu merasa agak ragu. “Keadaanmu begitu parah, kamu mana boleh pulang dulu. Kalau nggak, suruhlah walimu datang menjemputmu. Soalnya, kalau terjadi sesuatu padamu, aku yang harus tanggung jawab.”

Aku pun tertawa. Apa aku punya wali? Dia tidak peduli pada penyakitku, apalagi diriku. Dia sama sekali tidak menghargaiku, bahkan bisa berkencan dan berciuman dengan orang lain di tepi danau.

Setelah menikah lima tahun, perhatian suamiku terhadapku bahkan masih tidak bisa dibandingkan dengan perhatian seorang perawat asing.

Setelah teringat ucapan Liam tadi, aku menahan rasa sakit dan menandatangani formulir keluar dari rumah sakit.

“Bu Evelyn, kembang apinya sudah siap. Kapan kamu mau kami mengantarnya ke rumah?”

Liam menyukai kembang api. Aku awalnya berniat untuk memberikan sebuah pertunjukan kembang api kepadanya untuk memperingati ulang tahun pernikahan kami. Sekarang, dia sepertinya sudah tidak ingin melihat pertunjukan kembang api lagi.

“Dibuang saja.”
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status