“Apa yang kamu lakukan?” desis Daryan dengan nada tajam. Matanya menghunus ke mata Arfan yang berdiri di hadapannya. “Kenapa kamu mengajak istriku bertemu di cafe?” Arfan hendak membuka suara, tapi Daryan belum selesai. “Tidak usah mengelak, ini bukan pertama kalinya aku melihat ini, Arfan! Taman, cafe, dan ...,” suaranya merendah, penuh intimidasi. “Kamu ini dokter atau pacar sewaan, huh?!” Alis tebal Arfan langsung bertaut, bukannya tersinggung dengan ucapan Daryan dia hanya mengulas senyum tipis. “Mari kita bicara sebagai teman saja, supaya lebih enak,” katanya dengan nada angkuh. “Aku dokter, dan kamu CEO. Apa yang kamu ketahui tentang bisnis, belum tentu aku ketahui ... begitu pula sebaliknya.” Daryan menyeringai tipis, penuh sindiran. “Kamu pintar bicara, ya? Sayangnya, kamu terlalu sering muncul di tempat yang bukan seharusnya. Kalau konseling, lakukan di ruang praktik. Bukan di taman. Bukan di cafe. Atau kamu memang sengaja pakai jas putih itu buat kedok?” Arfan tida
Last Updated : 2025-08-29 Read more