All Chapters of Permainan Gila Kakak Angkatku: Chapter 91 - Chapter 100

Lhea yang tengah berdiri di balik tumpukan karton yang mana dia berdiri sekutar 2 meteran dari tumpukan itu dia langsung menolehkan kepalanya, dia melihat tumpukan karton itu yang terjatuh,Dia melihat Andreas yang tengah membuka karton tersebut,"Lhea, Lhea." ucapnya.Dia melihat Andreas yang merasa khawatir dengan dirinya."Andreas." ucap Lhea.Andreas yang mendengar itu dia menolehkan kepalanya, dia langsung membulatkan matanya dan masih terlihat wajah tegangnya dengan nafasnya yang naik turun tak karuan, terlihat wajahnya yang begitu berkeringat."Lhea." mengucapkan sambil melangkahkan kakinya dengan sedikit berlari dan dia langsung memeluk Lhea.Lhea yang di peluk oleh Andreas dia pun tersenyum, Lhea merasa bahagia dipeluk erat oleh Andreas."Lhea kamu sama sekali tak bisa di tinggal, baru saja aku meninggalkan kamu sebentar sudah begini." ucapnya dengan mulut yang bergetar.Andreas masih ada rasa takutnya dengan apa yang tengah terjadi.Lhea tersenyum mendengarkan itu semua, "

Di dalam perjanjian itu ternyata tertera sebuah hal yang mengejutkan bagi Rose.Ternyata di dalamnya itu semua hutang usahanya dia yang menanggung sendiri."Kamu benar-benar licik." ucap Rose sambil menatap wajah Robin."Kamu nggak bisa seperti ini sama aku, asal kamu tahu utangku tidak sebanyak itu semua gara-gara kamu Apa kamu nggak ingat kamu yang dijebak oleh perusahaan DL." lanjutnya.Robinnya mendengar itu dia pun tersenyum sinis dia yang tengah berdiri berkaca pinggang. "Itu semua karena keserakahanmu sendiri." jawabnya yang gak mau disalahkan.Rose mendengar itu dia tak menyangka jika apa yang di katakan oleh Robin begitu sangat enteng keluar dari mulutnya.Membuat Rose yang tengah berdiri dia menatap Robin dengan tajam.Dia menggenggam tangan kanannya, sambil menggertakkan giginya."Sudahlah Rose kita tempuh hidup kita masing-masing saja, kita hidup sendiri-sendiri sekarang kamu tanda tangan itu." ucap Robin.Rose mengalihkan pandangannya dia membuang mukanya, Dia melempar

Andreas menarik nafasnya dalam-dalam, dia yang tengah duduk di dekat Lhea sambil merangkul tubuh Lhea. "Ya mau bagaimana lagi itu adalah jalan yang dia pilih sendiri." jawabnya.Sepertinya Andreas sudah tidak peduli dengan apa yang tengah terjadi saat ini kepada Rose."Tapi sayang Kasihan dia seperti itu." ujar Lhea.Andreas langsung mengerutkan dahinya, "haaa yang benar saja?" tanya Andreas kembali yang tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Lhea.Lhea menganggukkan kepalanya, Andreas pun yang tengah duduk dia menolehkan kepalanya dia menatap Lhea, "dulu kamu dan dia selalu berselisih sengit tapi kenapa sekarang kamu sepertinya bersimpati dengan dia." ucap Andreas.Lhea menganggukkan kepalanya sepertinya wanita itu memiliki hati yang begitu lembut ketika dia melihat kondisi Rose yang tengah menderita saat ini.Lalu dia beranjak dari pelukan Andreas, "Bagaimana jika kamu datang menjenguknya dan kamu tanya apa keperluannya." ucapnya.Andreas terkejut Mendengar hal itu, "aku harus

"Apa yang baru saja dia katakan?" tanya andreas kepada Lhea yang penasaran.Lhea yang tengah duduk di dekat Andreas dia mengurutkan dahinya, "dia mengatakan apa ya?" tanyanya kembali kepada Andreas yang seolah ingin membuat Andreas marah.Andreas yang mendengar itu dia menarik nafasnya, sepertinya dia tengah kesal terhadap Lhea."Iya ya oke, aku akan memberitahukan tentang apa hal tadi, tapi syaratnya kamu harus memberitahu aku dulu apa yang kamu sembunyikan dari aku." ucap Lhea.Andreas yang tengah duduk dia menatap Lhea lalu dia tersenyum tipis di bibirnya, dia menyentuh hidung mancung Lhea. "kalau ngerti gini kamu aku dulu tidak mengizinkan kamu untuk masuk ke perusahaan karena kamu adalah negosiator yang ulung." jawabnya.Lhea yang mendengar itu dia pun tersenyum di bibirnya, entah ini adalah sebuah pujian atau celaan untuk djrinya namun dia tak peduli akan hal itu."Oke, okelah." ujar Andreas.Lalu Andreas pun meraih ponselnya yang dia lempar tadi, dan dia membuka sebuah galeri d

Namun Rose sedikit menjauhkan tangannya dia merasa sedikit takut dengan laki-laki yang berada di depannya."Bisakah kita membicarakan pekerjaan saja?" ucap Rose yang berusaha untuk menghindari laki-laki tersebut yang mulai sedikit genit kepada dirinya.Namun laki-laki itu justru semakin beringas dia semakin memegang tangan Rose dengan kuat dan dia mencium tangan Rose namun Rose berusaha untuk menjauhkan tangannya,Pada saat itu juga ternyata ada Qiandra yang tengah masuk ke dalam restoran tersebut dia melihat itu dia langsung membulatkan matanya secara sempurna dia melihat jika Rose saat ini merasa setidak nyaman akan hal itu.Dia melihat jika Rose saat ini tengah terdiam membuat Qiandra yang melihat itu langsung menggenggam jari jemarinya dan dia langsung melangkahkan kakinya mendekati meja yang bernomor 52 itu."Jangan menyentuh tangan wanita itu dia adalah pacarku." ucap Qiandra sambil menarik tangan laki-laki tua itu untuk segera beranjak dari tempat duduknya.Laki-laki tua itu l