Alvaro berdiri di atas para preman yang babak belur, matanya sedingin batu pualam.Ratusan pria berlutut di jalan, sebagian gemetar, sebagian lain terkulai tak bernyawa di aspal.Udara berbau darah, keringat, dan ketakutan.Mereka sudah merasakan neraka. Dan surga tidak pernah memberi jalan masuk bagi para preman, pemeras, atau parasit.Tidak ada izin masuk untuk orang-orang seperti mereka."Cedric," kata Alvaro, suaranya setajam baja. "Singkirkan Sindikat Cicara dari Kota Vilego. Setelah malam ini, nama mereka akan mati bersama mereka.""Baik, Pak," jawab Cedric tanpa ragu."Pastikan tidak ada yang bangkit lagi untuk menindas yang lemah. Biarlah ini jadi yang terakhir, untuk selamanya. Yang lemah sudah cukup berdarah-darah, air mata mereka sudah terlalu lama membasahi bumi ini.""Setiap tangisan, setiap luka, setiap kehidupan yang hancur adalah noda bagi kita semua. Seharusnya kita gemetar malu di hadapan Yang Mahakuasa, yang sudah meletakkan kekuatan dan wewenang di tangan kita untuk
Baca selengkapnya