Alvaro berdiri terdiam, terjepit di antara dua sisi. Di satu sisi, Keluarga Kusuma. Di sisi lain, Siti dan Lora.Yang dia mau hanyalah perdamaian, tetapi mereka saling melawan, dan dia tidak tahu harus mendukung siapa."Alvaro, Keluarga Kusuma menyerang kita melalui media, melalui orang-orang, dengan segala cara yang mereka bisa. Mereka ingin Jumadi menjadi Gubernur Kota Partas," kata Lora dengan terburu-buru."Kita nggak salah apa-apa, tapi mereka menyerang kita tanpa henti. Kau bisa bantu kami? Kau satu-satunya harapan kami."Suaranya pecah oleh kepanikan. "Kalau kita nggak bisa menghentikan mereka, kita bakal mati, Alvaro. Aku akan menyerahkan tubuhku kalau perlu. Berikan saja kami dukungan keluarga Kota Lunvea.""Baiklah." Alvaro akhirnya berbicara. "Aku nggak punya pil ajaib, tapi aku bisa mengobatinya."Di lubuk hati Alvaro, dia tahu kebenaran bahwa negara ini butuh stabilitas di atas segalanya.Dia tidak akan membiarkannya jatuh menjadi perang saudara. Tidak sekarang, tidak keti
Magbasa pa