Semua Bab Putra Langit Tak Tertandingi: Bab 261 - Bab 270

Setelah menstabilkan tingkat kultivasinya, Tian Fan menghela napas panjang.Sejak menembus Alam Kaisar Langit tingkat awal di dalam Pagoda Tianjing, ia menunggu datangnya kesengsaraan petir surgawi yang tak kunjung tiba. Kini ia sadar, waktu itu tingkat pemahaman jiwanya belum sepenuhnya mencapai batas sejati. Namun setelah menerima warisan Tujuh Palu Penempaan Jiwa, kesadarannya menembus lapisan baru, dan di sanalah petir surgawi akhirnya datang, menandai kebangkitannya sebagai kaisar sejati.Ketika badai berakhir, udara di sekitar altar menjadi jernih dan suci.Langit ruang spiritual itu memancarkan warna keemasan lembut, seolah semesta sendiri memberi restu atas kelahiran seorang penempaan abadi baru.Dewa Abadi Chi Yan melangkah mendekat, tatapannya penuh kebanggaan.“Bagus sekali, muridku. Kau benar-benar memberi kejutan besar bagi kakek tua ini. Tidak sia-sia aku mengangkatmu sebagai murid.”Tian Fan membungkuk hormat dengan penuh rasa terima kasih.“Guru… tanpa bimbinganmu, aku

Setelah mereka bertiga benar-benar meluapkan emosinya, Tian Fan berkata lembut, “Baiklah, untuk sekarang aku akan membuat sebuah artefak penyimpanan dan menciptakan dunia kecil di dalamnya untuk kalian tinggal. Tiga hari lagi aku akan kembali ke para saudari kalian, mereka masih menungguku di luar sana. Aku sendiri bahkan lupa sudah berapa lama berada di sini.” Lanxi tersenyum pelan. “Asalkan kakak Tian baik-baik saja, kami akan menunggu.” Tian Fan mengangguk dan mulai bekerja. Ia menyalurkan kekuatan penempaan surgawi dari warisan Dewa Chi Yan ke dalam cincin penyimpanannya. Lambang-lambang emas kuno bermunculan di udara, menyatu ke permukaan cincin. Dalam waktu singkat, terciptalah dunia kecil di dalam cincin itu, dengan langit biru, hutan hijau, air jernih, serta dua puluh rumah kecil yang berjejer rapi. Setiap rumah memiliki nama istrinya yang terukir dengan indah. “Aku membuatnya agar kalian semua bisa ikut bersamaku kemanapun aku pergi,” ujar Tian Fan. “Kalian tidak akan l

Langit di atas dataran kota Tianque memancarkan cahaya keemasan lembut. Satu demi satu cahaya teleportasi muncul di tengah lapangan utama, membawa para peserta yang selamat dari Alam Rahasia Xuan Ting kembali ke dunia nyata. Namun, dari seratus peserta yang masuk, hanya tiga puluh orang yang berhasil bertahan sampai akhir. Sebagian besar tampak kelelahan, pakaian mereka robek dan berlumur darah, namun di mata mereka ada sinar kebanggaan karena berhasil menaklukkan ujian babak final paling keras dalam sejarah turnamen antar sekte. Dari antara cahaya yang muncul, tampak sosok bertopeng perak berdiri tenang di tengah kerumunan, Xiao Tian, bayangan yang ditinggalkan Tian Fan. Sementara tubuh aslinya bersembunyi di sisi timur lapangan, menyembunyikan auranya rapat-rapat. Ia tahu, segera setelah penilaian dimulai, akan terjadi kekacauan besar. “Dua sekte itu pasti tidak akan tinggal diam,” gumamnya pelan sambil memejamkan mata. “Kalau mereka berani menindas muridku, aku akan turun tangan

Suasana lapangan berubah menjadi hening mencekam. Semua mata tertuju pada pedang surgawi yang menancap di tanah di depan dua pemimpin sekte besar itu. Cahaya birunya berdenyut lembut, memancarkan tekanan spiritual yang membuat udara terasa berat, seolah waktu ikut berhenti menonton. Song Bei Long mengepalkan tangan. Napasnya menjadi berat, wajahnya memerah menahan rasa malu dan amarah. Seumur hidupnya, belum pernah ada murid, apalagi pemimpin sekte muda, yang berani menantangnya secara terbuka di hadapan banyak sekte. “Tian Fan!” teriaknya akhirnya, suaranya menggema dengan aura raja abadi yang meledak keluar tanpa terkendali. “Jangan berpikir karena kau memegang artefak surga lalu bisa berbuat sesuka hati di hadapan para senior!” Suara itu membuat banyak murid terhempas mundur beberapa langkah, bahkan beberapa yang berkultivasi rendah langsung jatuh berlutut. Namun Tian Fan tetap berdiri tenang di tengah badai tekanan itu. Rambutnya yang hitam berkibar pelan, matanya dingin seper

Dari deretan leluhur yang melayang di atas langit, Leluhur Jin Mu An dari Sekte Langit Emas perlahan maju. Langkahnya seolah ringan, namun setiap gerakannya membuat ruang udara bergetar. Matanya memantulkan kilatan tajam, seperti pedang yang baru saja ditempa. “Anak muda… kekuatanmu luar biasa. Tapi apakah kau sadar siapa yang sedang kau hadapi?” suaranya bergema, mengguncang udara. “Bahkan pemimpin sektemu pun harus menunduk ketika aku berbicara.” Aura emas menyelimuti seluruh arena. Dalam sekejap langit berubah menjadi lautan cahaya, dan tekanan spiritual tingkat puncak Raja Abadi melesat menekan langsung ke arah Tian Fan. Angin berdesir kencang, formasi pelindung arena retak di banyak titik, dan murid-murid yang lebih lemah langsung jatuh tak sadarkan diri. Namun Tian Fan tidak bergerak. Tatapannya tetap tenang, seolah tekanan sebesar itu hanyalah hembusan angin biasa. Aura biru di tubuhnya berputar pelan lalu memancar lebih kuat, membentuk pusaran cahaya yang menahan tekanan