Putra Langit Tak Tertandingi의 모든 챕터: 챕터 341 - 챕터 350

Angin laut utara masih bertiup lembut ketika artefak terbang keluarga Tian perlahan naik dari dalam kabut Fenhai. Setelah kristal air berhasil disatukan oleh Unicorn Tian Yuan dan retakan pada telur hitam semakin melebar, seluruh anggota keluarga memancarkan semangat baru. Cahaya biru yang tersisa dari dasar laut masih mengikuti mereka beberapa saat sebelum akhirnya memudar begitu artefak terbang itu menembus awan tipis.Tian Fan berdiri di bagian depan geladak artefak itu sambil menyapu pandangan ke arah cakrawala. Di belakangnya berdiri seluruh istri serta anak anaknya. Ruo Qi Jian dan Bai Lu Qian berdiri di sisi kiri membawa Tian Xian dan Tian Yian, sementara Luo Shi Su, Ni Dan Ran dan Huang Meiling berdiri di sisi kanan bersama Tian Ran, Tian Ling dan Tian Xuan Ying. Di barisan belakang hadir dua jenderal kepercayaannya Shan Ceng dan Jing Wuji bersama lima pelayan keluarga Zugee Xian, Qu Tan Er, Dong Fang Lan, Dong Fang Lin dan Tan Meng Rao.Tujuan mereka kini jauh lebih jelas. Me

Setengah bulan berikutnya...Setelah meninggalkan makam Mu Xiaoyun, kompas spiritual Tian Fan kembali memancarkan cahaya. Kali ini warnanya merah keemasan, berdenyut pelan seperti napas seekor phoenix kuno. Arah itu membawa mereka menuju gugusan gunung hitam di bagian tengah Benua Zhulong di selatan. Berbeda dari lembah hijau sebelumnya, wilayah ini dipenuhi celah tanah retak yang memancarkan hawa panas purba. Kabut merah tipis bergulung lembut, seolah menjaga sesuatu yang sangat berharga.Angin panas menyambut rombongan saat mereka mendarat di Gunung Hitam di Benua Zhulong. Langit di atas sana memerah samar, dan tanah berwarna abu-ruang berderak di bawah kaki mereka. Ini bukan zona biasa. Zhulong bernapas api, sisa-sisa energi purba terus memancar dari celah-celah gunung berapi tua yang tidur. Bahkan dari jauh, Tian Fan bisa merasakan napas yang berbeda, hangat dan ganas, seperti jantung dunia yang berdegup kencang.Mereka berjalan menuju sebuah kawah besar yang diselimuti kabut mera

Setelah kontrak jiwa sempurna terbentuk dan darah naga sejati menyatu sepenuhnya dengan tubuh Tian Fan, seberkas cahaya emas terakhir perlahan meresap ke dalam pori porinya. Pada saat itu, tubuhnya bergetar halus. Bukan karena sakit, melainkan karena sebuah kekuatan kuno mulai bangkit dari kedalaman darahnya. Darah naga sejati itu mengalir seperti sungai cahaya di seluruh tubuhnya, membentuk pola pola misterius yang muncul dan menghilang di bawah kulitnya. Kemudian gelombang ingatan yang sangat besar tiba tiba membanjiri kepala Tian Fan. Ingatan itu begitu padat, begitu luas, seolah ia sedang melihat miliaran tahun sejarah ras naga dalam sekejap. Mantra-mantra kuno berputar dalam kesadarannya, formasi raksasa yang mampu menggerakkan bintang bintang terbuka begitu saja, teknik kultivasi naga yang pernah mengguncang tiga dimensi ilahi kini sepenuhnya dimiliki Tian Fan. Salah satu di antara ingatan paling mencolok adalah teknik yang hanya dimiliki naga tertinggi. Sebuah formasi portal

Seketika, begitu Tian Fan dan seluruh rombongan menginjakkan kaki di dimensi atas tingkat pertama, desiran energi suci langsung menyelimuti tubuh mereka. Langit di atas tampak lebih jernih, lebih luas, dan penuh dengan cahaya aurora spiritual yang hanya dimiliki dunia para dewa. Setiap tarikan napas terasa seperti menyerap inti energi murni alam semesta.Tian Fan melihat sekeliling, lalu memilih hamparan tanah luas yang kosong bagaikan padang surgawi. Dengan satu gerakan tangannya, ruang kekacauan terbuka, dan Lembah Abadi, rumah besar sekte Putra Langit, perlahan keluar dari dimensi itu. Tanah lembut, hutan hijau, air terjun spiritual, dan seluruh bangunan suci lembah muncul seperti gambaran dunia terpisah yang kini menyatu dengan wilayah dimensi atas.Semua orang terperangah.“Aura… ini terlalu luar biasa…” desis salah satu tetua sekte dengan suara gemetar.Benar saja, energi spiritual di tempat itu setidaknya sepuluh kali lebih pekat daripada dimensi menengah. Hanya berdiri saja, k

Pertarungan panjang yang melibatkan seluruh Istana Kaisar Langit akhirnya mencapai titik penutup ketika Yan Zhu Lie terjatuh ke tanah, tubuhnya berlumur darah dan jiwa kultivasinya nyaris runtuh. Tian Fan berdiri tegak di hadapannya dengan napas berat, pakaian compang-camping, dan aura naga sejati berputar di sekeliling tubuhnya seperti angin badai yang tak tertahan. Semua istri, anak, murid, guru, dan anggota sekte Putra Langit berdiri di belakangnya, sama-sama kelelahan, namun tetap menjaga kewaspadaan penuh.Yan Zhu Lie menatap Tian Fan dengan mata merah dipenuhi kebencian. “Kau… seharusnya tidak pernah kembali… Tian Fan… semuanya milikmu… seharusnya menjadi milikku!” raungnya.Tian Fan menatapnya tanpa goyah. “Pengkhianat sepertimu… sudah tidak pantas menyebut namaku lagi,” jawabnya datar. Namun di balik kata-kata itu, ada getir dan luka masa lalu yang tak pernah benar-benar hilang. Pengkhianatan Yan Zhu Lie-lah yang memisahkannya dari Fan Shishi dan Bai Hua, merenggut kehidupanny