All Chapters of Cinta Kita Sudah Sampai Ujung: Chapter 451 - Chapter 460

Camelia menggeleng lemah, bola matanya yang menonjol karena sakit dipenuhi ketakutan."Aku nggak mau seperti ini. Aku tahu aku salah sama kamu, tapi aku benar-benar nggak mau hidup sengsara lagi. Aku nggak bisa beradaptasi di luar negeri. Zeus, lebih baik kamu pergi reinkarnasi saja, kita memang nggak berjodoh di kehidupan ini. Nanti di kehidupan berikutnya, atau di sisa hidup kita nanti, kita bisa jadi suami-istri lagi. Tolong lepaskan aku, aku masih belum mau mati ....""Kamu nggak mau mati?" Zeus tertawa keras, suaranya yang sudah parau akibat luka bakar makin mirip suara malaikat pencabut nyawa."Camelia, kamu seharusnya sudah mati sejak lama! Lihatlah tubuhmu yang sudah busuk itu! Kamu pikir obat penyelamat yang kamu konsumsi setiap bulan itu benar-benar membantumu? Aku beri tahu, itu adalah barang terlarang! Umurmu nggak akan lama lagi. Kamu akan mati. Kamu akan mati dengan sangat mengenaskan!"Camelia membelalakkan mata sambil terus menggeleng. "Nggak! Mustahil! Aku sudah keluar

Vanesa membawa dua kantong besar barang menuju makam putranya.Namun, ketika sampai di sana, dia terkejut karena mendapati nisan putranya telah hilang.Padahal, sebelumnya batu nisan itu jelas-jelas ada di sana.Vanesa ingat betul lokasinya.Itu tepat di sebelah makam Odin.Namun, sekarang, tempat itu kosong, sama sekali tidak ada apa-apa.Untuk sesaat, Vanesa sempat mengira dirinya salah ingat.Dia meletakkan barang-barang yang dibawanya, lalu menelepon Alex."Dokter Alex, aku sekarang ada di makam Keluarga Dallas."Di seberang telepon, Alex terkejut. "Apa? Kamu bilang kamu ada di makam Keluarga Dallas?""Ya, aku berencana meninggalkan Kota Amari," jawab Vanesa. "Sebelum pergi, aku ingin sekali lagi menjenguk anakku. Tapi, aku nggak bisa menemukan nisannya.""Soal itu ...." Alex ragu sejenak, lalu berkata, "Ceritanya agak panjang. Bagaimana kalau kamu tanya langsung ke Steven?"Mendengar itu, Vanesa mengerutkan kening. "Oke."Setelah menutup telepon, dia mengeluarkan nomor Steven dari

"Vanesa, tolong tenang dulu. Tunggu saja tiga hari lagi. Tiga hari kemudian, aku pasti akan membawa pulang anak kita," ucap Steven."Sampai sekarang kamu masih mau membohongiku?" tanya Vanesa. Matanya menatap Steven, harapan yang sempat berkobar di hatinya kembali lenyap."Steven, kamu benar-benar menjijikkan!" ujar Vanesa.Steven mengerutkan kening sambil berkata, "Aku nggak berbohong padamu."Vanesa menegaskan, "Aku nggak akan percaya dengan omonganmu lagi!"Setelah mengatakan itu, Vanesa berbalik pergi tanpa menoleh.Steven hanya bisa menatap punggungnya dengan tatapan rumit.Begitu keluar dari Mansion, Vanesa berpapasan dengan Alex yang baru turun dari mobil."Nona Vanesa," panggil Alex sambil menunjukkan rasa khawatir. Dia hendak bertanya, "Kamu dan Steven …."Namun, Vanesa langsung memotong ucapannya, "Dokter Alex, apa anakku … masih hidup?"Alex mengerutkan kening. Dia menjawab jujur, "Steven bilang memang masih hidup.""Kamu pernah melihatnya sendiri?" tanya Vanesa.Alex mengge

"Apa alasannya?" tanya Vanesa."Bukankah Steven sudah memberitahumu?" tanya Felix. Dia terkekeh, kemudian melanjutkan, "Anak yang kamu lahirkan waktu itu nggak mati."Napas Vanesa tercekat. Dia bertanya, "Gimana kamu bisa tahu?"Felix menjawab, "Karena akulah yang menyuap dokter waktu itu dan menukar anakmu dengan bayi yang sudah meninggal."Vanesa membeku di tempat."Felix, kamu nggak punya bukti. Kenapa aku harus percaya?" tanya Vanesa.Jantung Vanesa berdegup kencang, tetapi dia berusaha tetap tenang, karena dia tidak ingin pria itu melihat kelemahannya. Vanesa berkata, "Kamu dan Steven sama-sama bilang anakku masih hidup, tapi kalian nggak pernah menunjukkan foto atau video anakku. Kalian pikir aku semudah itu ditipu?"Felix mencibir, lalu menjawab, "Steven tentu nggak berani menunjukkan itu, karena anak itu ada di tanganku. Kalau aku nggak mau mengembalikannya, apa yang bisa kalian lakukan?"Vanesa menggigit bibir."Anak itu di tanganku sekarang, kalau aku menggunakan anak itu unt

Saat Hanna tahu, dia langsung memaki Regan habis-habisan. Dia bilang Regan tidak berguna dan menyesal telah melahirkannya.Menatap wajah Hanna yang bengis dan tatapannya yang penuh kebencian pada Regan, Regan akhirnya mengerti ternyata tidak semua ibu di dunia ini akan mencintai anaknya.Ibu kandung yang melahirkannya, tidak pernah benar-benar menyayanginya sejak awal.Di saat itu juga, Regan teringat pada Vanesa.Dia teringat lima tahun penuh kasih dan perhatian dari Vanesa.Dia teringat suara Ibu Vanesa yang sangat lembut.Dia teringat meskipun Ibu Vanesa tidak pernah mengizinkannya makan es krim atau jajan sembarangan, tetapi dia selalu membuatkan biskuit dan roti sehat untuknya.Dia teringat setiap malam-malam indah yang ditemani dongeng dari Ibu Vanesa sebelum tidur. Selama itu, dia selalu tidur nyenyak dan tidak pernah tahu apa itu mimpi buruk.Dia teringat betapa sabarnya Ibu Vanesa saat menjawab semua pertanyaan kekanak-kanakannya.Dia juga teringat bahwa Ibu Vanesa sudah tidak