Tangisan anak laki-lakinya akhirnya membangkitkan naluri keibuan Stella.Dia menggendong anaknya dan duduk di sofa, sambil menenangkan si kecil, dengan suara serak berkata, "Alex, kamu keluarlah dulu.""Stella ....""Keluarlah dulu, oke?" Stella menundukkan kepalanya. "Aku mohon."Alex memandang punggung Stella dengan ekspresi pasrah.Namun, dia tahu, sekarang yang bisa dilakukannya hanyalah keluar dulu."Kamu belum makan malam, mau makan apa? Aku masakkan."Stella tidak menjawab. Alex menghela napas, membuka pintu, dan keluar.Setelah pintu tertutup, air mata Stella kembali menetes.Dia mengusap air matanya, sangat tidak menyukai dirinya yang sekarang mudah menangis.Namun, melihat anaknya di pelukan, melihat wajah kecilnya yang lembut, hati Stella kembali luluh.Setengah jam kemudian, Delvin benar-benar tertidur.Stella baru saja hendak meletakkannya di tempat tidur bayi ketika pintu kamar terbuka.Alex mengintip dengan hati-hati. "Sayang, anak kita sudah tidur?"Stella menatapnya se
Read more