“Kamar bapak dari mananya?”Fakhri menegakkan badan, ia menatap Ayyana dengan wajah lelah. Ia tidak ingin terus berdebat dengan perempuan itu, “Saya lapar, ayo kita makan.”“Bapak makan sendiri saja, saya sudah makan.”“Kalau gitu temani saya makan, sekalian jalan-jalan keluar. Pemandangan di luar sana jauh lebih bagus dilihat secara langsung dibandingkan dari jendela.”“Nggak, saya ngantuk mau tidur.”Perhatian mereka teralihkan oleh deringan ponsel Fakhri, ada panggilan dari Dania. Fakhri lupa memberikan kabar, pasti perempuan itu masih mengkhawatirkan Ayyana saat ini.“Iya, mi. Aya baik-baik aja,” Fakhri beranjak dari duduknya.“Udah pulang dia, Fakhri juga nggak ketemu,” ucapnya lagi, ia lalu mengulurkan ponselnya pada Ayyana. “Mami mau bicara.””Ass … ”Ayyana yang baru akan mengucap salam terhenti begitu Dania dengan suara antusiasnya menghujami ia dengan rentetan pertanyaan seputar kejadian yang ia dan Daffa alami hari ini. Ayyana bahkan meringis sendiri mendengar Dania yang ta
Terakhir Diperbarui : 2025-07-03 Baca selengkapnya