All Chapters of Ah! Enak Mas Dokter: Chapter 41 - Chapter 50

Febby dan Dirga masih berada di luar, tepatnya di kantin. Sementara Anggun, yang tiba-tiba datang dan masuk tanpa permisi ke kamar Andi, sedang duduk dan berbicara pada sepupu suaminya itu.Awalnya Andi canggung karena hanya ada mereka berdua di dalam kamar, dan lagi Anggun datang tanpa diundang. Namun, lama-kelamaan Andi mulai bisa berbicara panjang lebar dengan wanita yang menurutnya cerdas, memiliki karir cemerlang dan pastinya berpendidikan. Anggun adalah wanita mandiri yang diidamkan para laki-laki.Beda jauh dengan istrinya yang hanya wanita rumahan. Meskipun orang tua Febby, memang kaya di kampungnya."Jadi Mas Dirga datang ke sini pagi-pagi sekali ya, Mas?" tanya Anggun. Mulai ke inti pertanyaan yang sejak tadi ingin dia lontarkan.Lelah juga harus berbasa-basi dengan Andi, yang omongannya lebih tinggi dari badannya sendiri."Iya, tadi Dirga datang ke sini pagi-pagi. Katanya sih dia mampir ke sini cuma mau lihat aku aja. Dia bawa buah nih, sama makanan juga buat aku dan Febby.

Di rumah sakit~Suasana di dalam kamar, canggung. Febby lebih banyak diam, memikirkan kedatangan Anggun tadi.Begitu juga dengan Andi, yang tak habis pikir kenapa bisa Anggun menuduh istrinya selingkuh dengan Dirga.Hening!Febby dan Andi saling diam. Kepala wanita cantik itu terus menunduk, menatap lantai. Sementara Andi masih menatap istrinya penuh tanya.Huh!Menghela napas panjang, Andi mulai membuka pembicaraan, "Memang tadi kamu kemana aja sama Dirga?" tanyanya dengan nada pelan.Febby mendongak, menatap suaminya. "Aku beli minum di kantin.""Iya aku tahu, tapi kenapa lama?""Antri Mas," jawab Febby kembali menundukkan kepala sambil meremas ujung pakaiannya."Lain kali kamu pergi sendiri aja. Ngga usah sama Dirga, atau siapapun. Mandiri.""Iya Mas. Tadi juga aku mau pergi sendiri, tapi .... ""Dirga nyusul kamu," potong Andi. "Wajar sih, soalnya kan kamu ngga tahu seluk-beluk rumah sakit. Lagian Dirga pasti udah nganggep kamu keluarganya juga. Sebenarnya Anggun terlalu berlebiha

Anggun baru saja sadar dari pingsan setelah dibawa ke rumah sakit terdekat. Seorang Dokter Wanita, sedang memeriksa keadaan ibu satu anak itu."Mas Dirga mana?" tanya Anggun pada Dokter kenalan_teman kuliah."Lagi nunggu di luar," jawab Dokter bernama Dania. "Kamu berantem sama dia?"Anggun terdiam, mengingat pertengkaran hebat di dalam mobil tadi. Dia pikir dia dan Dirga sudah berada di Alam Baka."Masih curiga suami kamu selingkuh?" tanya Dania, penasaran."Iya, dia memang selingkuh." Anggun memalingkan wajah, kesal."Punya bukti? Detektif rekomen dari aku udah ngasih bukti?""Belum, mereka baru bergerak besok. Kelamaan, aku bisa cari bukti sendiri.""Lama gimana? Mereka itu hebat di bidangnya. Mending kamu tunggu aja mereka bergerak. Mereka kan ngga bisa langsung bergerak karena ngatur strategi dulu. Kalau kamu sendiri yang nyari, yang ada suami kamu makin pinter nyembunyiin siapa selingkuhan dia. Sabar dikit

Di kediaman Anggun. Kedua orang tua Anggun syok berat mendengar gugatan cerai dari Dirga. Bahkan anaknya sampai pingsan dan dibawa ke kamar.Saat ini Dirga masih terkena ceramah oleh ayah mertuanya yang berpenampilan seperti Pejabat Tinggi. Cara bicara yang merendahkan Dirga, bahkan orang tuanya, membuat Dokter Tampan itu terbakar emosi."Tolong jangan bawa-bawa kedua orang tua saya ke dalam masalah ini, Pa." Dirga mengeraskan rahang, menahan amarah."Kamu akan tahu akibatnya kalau kamu masih tetap memutuskan bercerai dari Anggun! Apa kamu lupa, semua yang kamu miliki ini bukan dari hasil kerja kerasmu, tapi dari Anggun dan kami yang membantumu bisa diposisi sekarang!" desis Pak Anugrah_ayah kandung Anggun."Aku tahu dan aku akan mengembalikan semuanya pada Anda. Semuanya, bahkan kalau perlu, aku berhenti menjadi seorang Dokter, karena memang bukan impianku selama ini!" tantang Dirga dengan sorot mata tajam, tanpa rasa takut sama sekali."Beraninya kamu!" Anugerah memegang dada yang

Di rumah sakit~"Ani mana?" tanya Andi pada Febby yang tengah mengupas buah apel permintaannya tadi."Tadi pas aku keluar dari toilet, dia bilang dia mau pulang dulu. Anaknya rewel, ngga mau ditinggal."Andi mengambil apel yang belum selesai dikupas oleh Febby, membuat wanita cantik itu sedikit kaget."Nanti malam kamu aja yang nemenin aku di sini. Kasihan Ibu sama Bapak aku. Mereka udah tua, harus istirahat," ucap Andi sambil menggigit apel."Tapi Ibu sama Bapak bilang, aku ngga boleh lama-lama di rumah sakit, Mas. Kan aku lagi menjalani program kehamilan. Takut ada virus yang masuk ke tubuh aku.""Halah! Alasan aja kamu. Lagian kan kamu cuma di kamar aja, ngga keluar. Ngga bakal ada virus lah. Bilang aja kamu ngga mau ngurus suami. Kamu lupa tugas istri itu apa? Hah!"Febby menggeleng sambil menghela napas panjang."Kalau tahu tugas istri, ngapain sih pake diminta. Aku ini suamimu. Sejak kita nikah, aku yang bertanggung jawab atas hidupmu. Semuanya. Dan kamu harus bisa mengurus suam