Semua Bab Berondong Perkasa: Bab 21 - Bab 30

Ketika Camelia telah selesai mandi pagi dan berpakaian gaun santai sepanjang lutut, dia memutuskan memeriksa suaminya yang berada di teras depan rumah kontrakan.  Danny mendengar langkah kaki Camelia meskipun begitu halus. Dia bangkit dari kursi untuk menyambut istrinya. "Sudah kelar mandi? Wangi banget kamu, Lia Sayang. Yuk sarapan bareng, aku pakai mangkuk di dapur soalnya takut Bang Somad buru-buru kejar setoran keliling komplek!" ujar pemuda itu seraya bergeser memberi Camelia ruang untuk duduk. "Keliatannya sedap, kumakan ya, Mas?" sahut Camelia lalu mengangkat mangkuk untuk mulai menikmati sarapan. Walaupun ada banyak pertanyaan yang memenuhi benaknya, Danny membiarkan Camelia makan terlebih dahulu sampai kenyang. Dia tidak mengganggunya dan fokus menghabiskan bubur ayam di mangkuk sembari menikmati pemandangan kesibukan warga kampung Terban di pagi hari.  "Siniin mangkuknya, Mas, bia

"Mas Danny nggak balik ke rumah sebelah? Ini udah sore lho," tanya Camelia yang masih bergelung dalam pelukan suaminya di atas ranjang. Setelah bergelut tiga ronde strike bersama istrinya, Danny merasa rileks dan ngantuk berat. Pengalaman pertama menggempur seorang perawan memang sangat menguras stamina. "Santai, Lia Sayang. Mama sudah tahu pastinya kalau aku di sini. Sepeda motorku 'kan diparkir di depan teras rumah kontrakanmu!" jawabnya sembari membelai punggung mulus Camelia. "Lalu nanti malam kita tidur di rumah sebelah lagi apa gimana? Terus terang aku malu ketemu papa dan mama mertua, soalnya kemarin kabur tanpa pamit ninggalin Mas sendirian," kata Camelia ragu-ragu. Dia merasa telah menjadi menantu yang tidak baik. Namun, Danny tertawa kecil menanggapi penyesalan istrinya. "Santai, papa mamaku itu bukan modelan orang tua yang kolot dan saklek memandang segala sesuatu dari satu sisi saja. Terutama papa, orangnya b

Gaun sexy yang membalut tubuh molek menantang itu tersingkap dan meluncur melewati tungkai kaki Alexandra Deana. Partner aktivitas panasnya pagi jelang siang itu sudah mencopot setelan jas Armani warna hitam yang dikenakannya ke sofa tunggal di sebelah.  "Mas Patra lagi horny ya, kok belum diapa-apain sudah bangun si dedek?" Deana terkikik melihat batang berurat yang kokoh perkasa itu mendekat ke wajahnya. "Hmm ... ini karena kamu hot banget, Dea. Aku pria normal, pastinya bereaksi ngeliat cewek seksi telanjang bulat di depanku!" jawab Patra lalu mendesah nikmat saat kejantanannya dilumat habis oleh mulut Deana seperti es krim loli.  "Ough ... sedaap, Beib. Terusin sampai aku cum ya!" racau Patra sembari membelai rambut panjang cokelat keemasan yang tergerai itu. Wanita yang berprofesi sebagai model profesional itu melancarkan aksinya dengan terlatih. Telapak tangan dan jemarinya memainkan

"Hoaamph!" Camelia tak sanggup menanggung lagi kantuk yang menyerang. Dia menguap berulang kali sembari membungkusi croisant isi cokelat pisang ke plastik bening satu per satu. Sementara itu Danny yang sudah selesai mengirim tugasnya sebagai Virtual Assistant seorang sekretaris CEO perusahaan asing yang berlokasi di New Jersey menutup layar laptopnya.  "Kubantuin sini, Lia. Kamu kelihatannya kecapekan tuh. Besok aku mau minta tolong mama buat carikan seorang pembantu rumah tangga untuk dipekerjakan di sini!" ujar Danny bersimpati pada istrinya yang memang seorang pekerja keras. "Nanti gajinya gimana, Mas? Aku hemat-hemat sih, kalau pengeluaran yang nggak perlu pasti kuhindari!" jawab Camelia kurang setuju. "Gajinya biar aku yang bayarin deh. Mas nggak mau kamu kecapekan kerjain pesanan banyak dari pagi sampai dini hari, badan kamu nanti lama-lama bobrok juga tuh. Setuju ya?" bujuk Danny sambil t

"Kamu masih muda banget, Danny. Pasti masih kuliah ya? Kampusmu di mana?" cecar Patra penasaran. Dia pun membatin, 'Gila ... gila, cowok pilihanmu ternyata berondong kinyis-kinyis begini, Lia. Nemu di mana pula kamu?!'  Danny yang masih lugu pun menjawab apa adanya, "Aku kuliah di UNY jurusan teknik mesin. Maaf, kami mau pamit duluan, Patra. Masih ada acara lain setelah dari sini!" Dia pun merangkul bahu Camelia dengan protektif seraya berkata, "Lia, cabut yuk!" Sekali pun Patra masih belum puas mengorek keterangan tentang rival cintanya itu, dia terpaksa membiarkan pasangan beda usia tersebut melenggang pergi dari lorong depan convention room. Henri juga sudah menghampirinya karena acara gathering bersama distributor rekanan pabrik rokok Halim Sampurna sudah akan dimulai. "Hen, kamu cari info tentang Danny, mahasiswa UNY jurusan teknik mesin. Aku mau semua detail kehidupannya secepat mungkin. Paham?!" titah Patra y