Alya-nya telah pergi… dan keheningan yang menyusul setelahnya adalah sebuah jurang yang menelan semua suara, semua harapan.“Nggak,” bisik Arka. kata itu keluar dari bibirnya bukan sebagai sangkalan, melainkan sebagai doa yang rapuh. “Nggak. Dia nggak mungkin... Dia cuma butuh udara segar. Pasti di lobi. Iya, dia pasti di lobi.”Ia berbalik, gerakannya kaku seperti boneka kayu yang talinya nyaris putus. Niatnya adalah berlari, menyisir setiap sudut hotel ini hingga napasnya habis, hingga ia menemukan Alya yang sedang tersenyum dan berkata ini semua hanya lelucon yang buruk.“Ka, berhenti!” Tangan Kevin mencengkeram lengannya, cengkeramannya sekeras baja, menahannya di tempat.“Lepasin gue, Vin!” bentak Arka, suaranya serak dan pecah. Matanya yang liar menatap Kevin, penuh dengan kobaran api kepanikan. “Dia di bawah! Gue harus nemuin dia! Dia bilang cuma lima menit!”“Loe nggak bakal nemuin dia,” balas Kevin, nadanya tajam seperti serpihan es, memotong ilusi Arka tanpa ampun. “Dia udah
Last Updated : 2025-10-08 Read more