All Chapters of Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif: Chapter 311 - Chapter 320

"Bagus. Aku juga akan mengantar hadiah itu sendiri." David mendesis dengan seringaian menyeramkan. Boy panik dengan mata lebar. "Pak, saya mohon Anda fokus saja sama penyembuhan tangan. Saya sendiri yang akan memastikan Tuan Edwin dan Nyonya Marta ketakutan. Saya pun sudah berkoordinasi dengan kepolisian."David menatap Boy dengan mata tajam. "Kamu pikir aku akan berbaring di sini setelah mereka menyentuh Irish? Aku bilang akan ikut mengawal! Jangan protes! Siapa bosnya di sini?!"Boy meringis dan mengangguk pasrah. "Baiklah, Pak. Tapi ... asal nanti Anda jangan mengamuk berlebihan, demi menjaga tangan yang sakit."David menatap sinis tangannya yang dibalut. "Tanganku memang sakit. Tapi kakiku masih bisa mematahkan leher orang. Jangan khawatir."Boy menelan ludahnya, yakin atasannya benar-benar sudah kembali ke mode berbahaya."Bagaimana soal anak itu dan ibunya?" tanya David, nada suaranya melembut, tapi masih ada sorot mata emosi."Anak dan ibunya memang tinggal di sebuah gubuk ter

'Seluruh dunia tahu kalau Irish cuma pelakor berkedok istri sah. Wanita murahan yang tak pantas mendapatkan David! Keluarga Danendra tetap akan mengakui istri David yang punya level setara dengannya. Laura sudah tersingkir, jadi posisi istri David yang terakui saat ini kosong. Dan posisi itu milikku, bukan wanita ini,' batin Mika. 'Dokter mau menyuntik pasien tapi malah seperti maling yang mau melakukan sesuatu yang melanggar aturan. Wajahnya kayak penyihir jahat di film animasi. Mencurigakan!' batin Galaxy yang bersembunyi. Dia jongkok di sisi brankar. Kebetulan pas tadi masuk, Mika tidak menyadarinya. Mika mengangkat sebuah jarum suntik kecil. Lalu, dia mendorong sedikit, mengeluarkan cairan bening dari ujung jarum. Wanita itu menyeringai, menatap Irish. "Sebentar lagi, Paman dan Bibimu akan menjemputmu, Nyonya Irish Heh, bukannya kamu dulu sudah dijual pada seorang pria tua sebagai GUNDIK?" Mika terkekeh geli. Dokter Mika tersenyum dan mulai menempelkan ujung jarum pada selang i

Irish menatap kosong sebentar, pikirannya berputar cepat. 'Dokter Mika. Wanita yang David percayai? Aku nggak bisa meremehkan wanita ini. Dia berani bermain api di rumah sakit milik David sendiri. Aku akan menghadapinya mati-matian. Aku mau melihat, seperti apa dia akan bertingkah di depan David,' batinnya. Wajah David berubah garang dan sedikit maju pada Galaxy. "Kamu yakin, Galaxy? Bukan salah baca?" Galaxy mendengkus kesal, raut wajahnya jengkel karena kecerdasannya diragukan. "Om dokter! Umur empat tahun, aku sudah lancar baca. Bahkan sudah lumayan dalam bahasa Inggris. Mana mungkin salah baca nama yang cuma empat huruf? Ish! Ya, aku emang nggak fokus pada nama panjangnya. Tapi aku yakin itu dokter Mika, dokter penyakit dalam." David terdiam, otaknya bekerja keras memproses semua informasi. "Galaxy, apa kamu masih ingat seperti apa wajah dokter Mika itu? Kalau kamu ketemu sama dia, apa masih mengenalinya?" tanya Irish. Galaxy menaikkan dua alisnya dan mengangguk kecil. "Tant

"Aku tidak peduli dengan perintah David! Minggir! Aku ini temannya pasien. Kalian tidak usah cari masalah denganku!" bentak Victor. Matanya tajam, rahangnya mengeras. Para penjaga tetap kokoh berdiri, menghalangi. "Tuan David sudah sangat jelas memberi perintah, Tuan. Tidak ada pengecualian. Kami hanya menjalankan tugas." Keributan itu mengganggu konsentrasi Galaxy. Dia mendesah kesal, merasa diganggu oleh drama orang dewasa. Dia beranjak dan keluar ruangan dengan wajah malas. Di luar dia menjumpai Victor yang tengah beradu mulut dengan dua penjaga. "Siapa Om ini?" tanya Galaxy, menatap Victor dari ujung kaki ke ujung kepala. Dia belum pernah bertemu. Victor menoleh, terkejut melihat bocah tampan yang stylish dan sangat cool ini. "Aku Victor. Om ini teman dekatnya Irish. Tante Irish. Tapi penjaga gila ini malah tidak mengizinkanku masuk. Hanya gara-gara perintah dari direktur egois itu." Galaxy mencebik kesal. Dia menggeleng-gelengkan kepala. "Hanya gara-gara hal sepele seperti

"Penjaga tidak ada yang berguna! Menahan satu pria gila saja tidak ada yang becus! Aku bayar mereka untuk apa?" desisnya. David menggerutu sepanjang koridor rumah sakit, langkahnya begitu cepat seiring deru napasnya yang memburu. Siap memburu mangsa.Wajahnya merah padam, rahangnya mengeras, dan matanya menyala tajam. "Aku pasti akan melumat habis siapa pun yang berani membuat Victor masuk ke ruangan istriku!""Pak David, ada yang mau saya diskus--" Seorang dokter mematung, tak berani lagi menyela. "Pak Dav--" Perawat pun gagal menyapa."Siang, Pak Dav--" David malah seperti tak melihat dokter atau perawat itu. Sorot matanya tetap tajam ke depan, wajahnya memerah sangat menakutkan.----Sementara di ruang rawat, Irish gelisah. Dia terus menatap arah pintu. "Victor, kumohon. Pergi sekarang. Bawahan David pasti sudah melapor kalau kamu ada di sini. Aku nggak mau ada keributan di sini."Victor malah tersenyum miring. "Justru aku senang menanti kedatangannya. Di mana si pecundang itu? K