Di baliknya, terlihat galeri pribadi dengan cahaya temaram. Rak-rak berisi patung pahatan wajah wanita yang begitu tampak nyata. Pada dinding, dipenuhi lukisan-lukisan berbingkai mewah, semuanya adalah koleksi kecantikan Victor. Victor berjalan perlahan ke sana, tatapannya kini berubah total, dari seorang CEO yang dingin menjadi seorang predator kecantikan yang gila akan estetika wanita. Dia berhenti di depan sebuah patung marmer dengan mata tertutup. "Aku punya mata yang begitu indah di sini. .... Mata yang tampak seperti danau beku di bawah sinar bulan. Dingin, tapi memikat," bisik Victor, dengan suara memuja yang menyeramkan. Dia bergeser ke lukisan wanita lain yang hanya menampilkan separuh wajah. Tangannya terangkat seolah ingin menggapai. "Aku juga punya senyum paling cantik di wanita ini. Senyumnya bagaikan purnama yang baru terbit, begitu menyilaukan, tapi membuatku bahagia." Lalu, jarinya menunjuk ke lukisan lain yang menampilkan detail garis wajah. "Dan di sini! Aku punya
Last Updated : 2025-11-24 Read more