"Jazlan yang telepon."Friska perlahan menenangkan emosinya, mendengar Rexa mengangkat telepon."Katakan."Mata Rexa yang menyipit penuh dengan kesuraman. Seluruh sosoknya diselimuti hawa dingin. Semakin banyak yang Friska ceritakan, semakin besar amarah yang dia rasakan.Orang-orang selalu mengira hantu itu menakutkan, padahal yang lebih menakutkan adalah manusia.Entah apa yang dikatakan dari seberang telepon, Arlina menunggu dengan tegang. Setelah beberapa saat, Rexa berkata, "Oke, tolong pantau terus. Semoga ada hasil secepatnya."Rexa menutup telepon."Gimana? Apa kata Dokter Jazlan?" Arlina bertanya dengan tidak sabar.Untuk bisa memenjarakan Frans, kini kunci ada di tangan Jazlan.Dengan suara berat, Rexa menjawab, "Dia sudah menemukan mantan istri Frans, bahkan sudah mencoba bicara dengannya. Tapi begitu mendengar soal Frans, dia bilang nggak kenal dan langsung menolak Jazlan."Mata Arlina membelalak mendengar itu."Jazlan bilang akan mencari cara lain. Dia minta kita jangan kh
Baca selengkapnya