Di ruang rawat rumah sakit, sebuah sosok berlari dari ujung lorong."Gimana keadaannya?" Jazlan bertanya sambil berkacak pinggangnya dan terengah-engah. Dia mendapat telepon dari Rexa tengah malam. Sambil mengatur urusan rumah sakit, dia buru-buru datang.Wajah Rexa terlihat murung, bayangan cahaya membuat ekspresinya tampak misterius. "Masih dalam pemeriksaan."Baru saja dia berkata begitu, dari ruang pemeriksaan terdengar suara. "Keluarga pasien, silakan masuk."Rexa mendorong pintu. Jazlan tak bergerak, hanya mendengar Rexa berkata, "Kamu tunggu dulu di sini."Arlina baru saja selesai diperiksa dan sedang berbaring di ranjang. Celananya masih setengah terlepas. Melihat dokter memanggil orang masuk, dia langsung panik dan buru-buru menarik celananya."Jangan bergerak dulu, biar keluarga pasien yang membantumu," ujar dokter.Rexa tidak banyak berbicara. Dia maju untuk memakaikan celana Arlina, lalu merapikan baju di perutnya.Arlina kini tak lagi peduli dengan rasa malu. Dia menatap d
Read more